(sambungan dari bagian Ke-43) | AJARAN KEEMPATPULUH EMPAT | SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI
QS. BERKATA :
Sesungguhnya doa orang yang berpengetahuan rohani kepada Allah Yang Maha kuasa
lagi Maha Agung, tidak dikabulkan, dan setiap janji yang dibuat kepadanya tidak
dipenuhi, agar ia tidak hancur karena keterlalu-optimisan. Sebab setiap keadaan
atau maqam rohani mempunyai ketakutan dan harap. Dengan demikian, orang yang
berpengetahuan rohani mengalami kedekatan dengan-Nya, sehingga ia tidak
menghendaki sesuatu pun selain Allah. Maka permohonan (sang pengabdi) agar
doanya diterima dan janji kepadanya dipenuhi, bertentangan dengan jalan dan
keadaannya.
Ada dua sebab untuk ini. Pertama ia tidak diatasi oleh harapan dan khayal diri
melalui rencana tinggi Allah, dan lupa akan kebaikannya dalam penghampirannya
kepada Allah, sehingga ia hancur. Kedua, hal itu sama dengan menyekutukan-Nya
dengan sesuatu. Sebab tidak satu pun di dunia ini sepenuhnya bebas dari dosa,
kecuali para Nabi. Karena inilah, Ia tidak selalu mengabulkan doanya dan tidak
memenuhi janji kepada sang pengabdi, agar ia tidak meminta sesuatu pun atas
dorongan hawa nafsunya tanpa mematuhi perintah-perintah-Nya, yang di dalamnya
terletak kemungkinan kesyirikan, dan dalam setiap keadaan, langkah dan maqam
sang salik banyak kemungkinan berbuat kesyirikan. Tetapi bila doanya selaras
dengan perintah, maka hal itu mendekatkan manusia kepada Allah, semisal shalat,
puasa, kewajiban-kewajiban lainnya, sunnah serta kewajiban tambahan, sebab
dalam hal-hal ini ada kepatuhan kepada perintah.
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN KE-45
Posting Komentar
Posting Komentar