Tausiah/Khutbah Pangersa Abah Anom ra.
(Status : Brp Komunika
Asliurangsumedanglarang di Facebook Pemuda TQN Suryalaya)
Kita suka berdo’a ke Pangeran (ALLAH SWT), ingin dipanjangkan umur. Awas jangan salah mengerti. Bukan ingin panjangkan umur atau ingin lebih dari umur yang sudah ditentukan sama Pangeran tapi ingin dipanjangkan di jalan kebaikan, bisa contoh kangjeng Nabi yang tidak putus-putus (panjang) ada di kebaikan. Khan meskipun sudah tidak ada lahirnya juga, selalu harum selalu panjang kebaikannya dan di amalkan di seluruh dunia.
Menurut Hadits : anak sebelum umur 4 bulan, udah ditulis dari jidatnya :
1. Berapa lama hidup di dunia
2. Kebaikan dan kejelekannya
3. Bagaimana milik/rizkinya
4. Pintar dan bodohnya
Itu mah udah ada dari dulu. Kalau suka ada yang minta panjang umur, kenapa tambahin
sama apa atuh, kan umur itu udah ditentukan, cuma segitu-gitunya.
Katanya, yang mati di hidupkan lagi. Itu mah jangan jadi heran sebab ada MUKJIZAT
atow KARAMAT, yang dimaksud buat memperlihatkan kalo Mukjizat dan Karamat itu
memang ada.
Jadi, sebenarnya mah umur itu bukan bertambah tapi berkurang. Tiap menit, tiap
jam, itu akan habis, tambah dekat ke waktu yang udah ditentukan. Tiap bernafas,
umur itu di “KURANGIN” sampai habisnya. Oleh karena itu, jangan goplah (lupa)
atuh di tiap nafas itu, COK ISIIN SAMA INGAT KE ALLAH. Isiin ! Isiin ! (Isilah) semenit
tidak dipakai ingat ke Alloh , artinyaa semenit ada di kegoplahan. Ingat jangan
di pakai sombong.
Alloh bersabda di Qur’an surat Asysyu’araa 88-89 :
“YAOMA LAA YANFA ‘UMAA LAW WALAA BANUUN ILLA MANI ATALLOHA BIQOLBIN SALIM “. Dimana
datang hari kiamat, smuanya tidak ada yang manfaat, cuma manusia yang datang yang
berserah ke Alloh, bawa hati (qalbu) yang bersih.
Jadi, syaratnya itu nyaitu : “ DZIKRULLOH – INGAT “ yg artinya berserah, tunduk
dan taslim.
Bagaimana dengan kita ?
Kita mah, yg kerasa sama Abah hidup itu banyak lupanya daripada ingatnya. Khan
di Qur’an surat Al-‘Asri, kita itu sudah ada di waktu asyar, waktu akhir zaman.
RUGI, kalo ada di waktu Asyar itu sebab udah sore, tenaga udah kurang, mau mencangkul
sudah tidak ada yang mengajih (memberi upah) dan sudah gelap, sudah bukan
waktunya buat mencangkul. Oleh sebab itu, cok atuh dari masih pagi kalau mau
kerja (mencangkul) mah di waktu Asyar mah sudah telat.
Siapa atuh yang tidak rugi ? Yang tidak rugi itu yaitu manusia yang SABAR. Kalau
lagi ada (kelapangan/kemudahan), sabar. Kalau lagi susah atau rugi, tetap sabar.
Meski bingung, sabar saja tidak cekcok tidak merasa rugi itulah tidak salah
pendirian.
Ini mah bagaimana, lagi musim panas berharap hujan, kalo udah hujan malah
banyak ngomong. “mau berangkat manaqib ini tuh, kanapa harus hujan” katanya. Yang
rugi di waktu Asyar itu seperti situ yg tidak dialirkan air, kalau airnya yng sudah
ada terus-terusan dialirkan. Tapi ikan di situ itu terus saja bertelur dan
tidak memikirkan bagaimana nanti nasib anak-anaknya. Air lambat laut akan
habis, ikan makin banyak. Kalau ikan yang besar malah tidak mau diam bikin
keruh air, punya rasa tidak membahayakan ke dirinya. Lele punya angkuhan ada
pematilnya, padahal kalau airnya habis semuanya akan mati.
Yg punya situ itu tidak membuat lubang agar airnya habis, ngalir lubang itu di
aliran air. Ikan besar loncat2an mw buru-buru masuk ke lubang, menghalangi yg
kecil2, tapi sebetulnya duluan yg kecil2 masuknya ke lubang itu malah akhirnya
yg kecil yg selamat, seperti burayak dia itu kan bisa hidup di air sedikit, yang
artinya : MANUSIA YANG LEMAH LEMBUT.
Orang tua kita sudah mengamalkan lira yak-ayak beras (mengayak beras), yang
besar moncor, yang kecil nyangkut. Jelasnya, harus jadi MANUSIA YANG LEMAH
LEMBUT.
, berakhlak utama jangan besar kepala, sehingga firman Alloh : PALING
TAKABURNYA MANUSIA ITU IALAH YG MAU MENASEHATI TAPI DIRIYNA TIDAK
MENGERJAKANNYA.
Kita harus jadi manusia yg lemah lembut itu sama jalan perintah Pangeran nyaitu
: “WADZKUR ROBBABA FII NAFSIKA” harus inget ke Pangeran di jiwa dirimu, di
kelembutan dirimu (latifah), sebab setan itu menggoda ke kita sampai ke kelembutan.
Masuk ke lubang darah, masuk ke LATIFAH yg TUJUH, merayap lebih lembut dari
semut.
Gimana cara ngusirnya ?
Gunakan DZIKIR JAHAR jangan ragu2, seperti mukul paku sama tangan, kan tidak
akan nancab, tapi coba gunakan sama palu yg kencang, pasti mampu.
DZIKIR JAHAR itu buat menghantarkan DZIKIR KHOFI, supaya ngisi ke rasa yg
selamanya tdk lupa pada Pangeran ( ALLAH SWT ), yg akhirnya bisa membuang
godaan setan yg ngisi kelembutan (latifah/bathin) manusia yg tertindas sama
penggoda setan pembujuk nafsu.
Mudah2an kita bisa menjalankan, dan ada hasilnya demi kepentingan Bangsa dan
Negara. Amiin
Salam
Jumat, 28 Oktober 2011
Dicutat tina : SINTHORIS
Manaqiban : 12 Syawal 1392 H / 12 November 1972 M
Posting Komentar
Posting Komentar