(Risalah Al-Qusyairiyah)
Sambungan dari bagian pertama tentang Uzlah-
Menurut
Al-Junaid, “Susahnya uzlah lebih mudah dari pada siklus
kehidupan bermasyarakat”. Menurut makhul As-Syami, “Jika kehidupan
bermasyarakat memperoleh kebaikan, maka uzlahpun juga memberikan keselamatan”.
Sedangkan menurut Yahya bin Muadz, “Menggabungkan keduanya merupakan cara yang
terbaik bagi orang yang mencari kebenaran”.
Syaikh
Abu Ali berkata dengan mengutip apa yang disampaikan Imam As-syibli, “Manusia
akan bengkrut dan bangkrut “. Seseorang bertanya kepadanya, “Apa tanda-tanda
orang yang bangkrut wahai Abu Bakar ?”. beliau menjawab, “Tamda orang yang
bangkrut adalah orang yang menyakiti orang lain”.
Yahya
bin Abu Katsir berpendapat, “Barang siapa yang bergaul dengan orang lain, maka
ia akan didekati. Barang siapa yang mendekati orang lain maka ia akan dilihat”.
Said bin Harits telah berkata, “Saya pernah mengunjungi Malik bin Mas’ud di
kufah. Dia menyendiri di rumahnya. Setelah itu kutanyakan sesuatu kepadanya,
‘Apakah engkau tidak kesepian menyendiri di temapt ini ?’ Dia menjawab, “Saya
tidak pernah melihat seseorang kesepian jika dia bersama – sama Allah”.
Al
Junaid berkata, “Barang siapa yang hendak menyerahkan agamanya dab menentramkan
tubuh dan hatinya, hendaknya ia menjauhkan diri dari orang lain. Masa sekarang
adalah masa kesepian. Oleh karena itu, orang yang memiliki akal sehat, tentu
akan menyendiri”. Al-Junaid telah mendengar Abu Bakar Ar-Razi berkata, “Abu
Ya’qub As-Susi berkata bahwa seseorang tidak akan mampu menyendiri kecuali
hanya orang-orang yang kuat. Oleh karena itu orang seperti kita bermasyarakat
tentu lebih baik dan lebiih bermanfaat”. Abul Abbas Ad-Danaghani berkata, “Imam
Syibli berwasiyat kepadaku, ‘ menyendirilah dan hapus namamu dan menghadaplah
ke dinding sampai engkau mati”.
Ada
seorang laki-laki datang kepada Syu’aib bin Harb, beliau bertanya , “Apa yang
menyebabkan engkau datang kepadaku ?”. dia menjawab, “Agar saya dapat selalu
bersamamu”. Kemudain Syu’aib berkata, “Wahai saudara, ibadah tidak akan
bermanfaat jika berbaur dengan syirik. Barang siapa yang tidak mencintai Allah,
maka ia tidak akan menjumpai sesuatu yang dicintainya”.
Sebagian
ulama ditanya, “Apakah yang membuatmu heran / ujub ?”. Dia
menjawab, “Keindahan yang dapat mendorong persahabatan. Oleh akrena itu aku
selalu takut menyerahkan diriku kepada Allah Ta’ala akan menjadi rusak”. Ulama
yang lain juga pernah ditanya, “Apakah di sana ada orang yang mencintaimu ?”.
Dia menjawab, “Ya, dia selalau merentangkan kekuasaannya di dalam kiatbnya dan
meletakkannya di atas batu”. Dalam konteks seperti ini ada sya’ir :
Kitab-kitabMu
ada di sekelilingku
Oleh
karena itu jangan kau pisahkan dari tempat tidurku
Di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan orang
Yang
saya sendiri adalah yang menyembunyikannya
Seorang
lelaki bertanya kepada Dzunun Al Mishri, “Kapan saya boleh uzlah ?”.
Beliau menjawab, “Jka engkau telah mampu mengasingkan dirimu sendiri”.
Ibnu
Mubatrak telah ditanya, “Apa obat hati ?” Dia menjawab, “Meminimalkan pergaulan
dengan masyarakat”. Menurut suatu pendapat jika Allah hendak memindahkan
seseorang dari kemaksiyatan yang hina menuju kemuliaan ta’at, Allah Ta’ala
pasti mencintai dia dengan menyendiri, mencukupi dia dengan menerima, dan
memperlihatkan dia segala cacat yang tertanam di dlm jiwanya. Apabila hal
tersebut telah diberikan, maka kebaikan dunia danakhirat pasti akan diberikan
kepadanya”.
Uzlah yang utama adalah uzlahnya qolbu (hati) dari kepentingan dunia (tidak dikuasai oleh dunia) untuk selalu mengingat Allah SWT. (red)
dokumen pemuda tqn suryalaya news
sumber: manaqib.wordpress.com
Posting Komentar
Posting Komentar