Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Disarikan dari Buku: Latar Belakang dan Perkembangan PP.Suryalaya
Tulisan : H.Bachtiar Djamily, Tahun 1987. Halaman. 171 - 172.~



Setelah semua rahasianya kebobolan, niat di hati sang Kapten kini berubah semula ia ingin mengepung dan menangkap Abah Anom tetapi kemudian ia ingin menguji dan mencoba seberapa hebatnya ilmu dari Abah Anom itu.
Dia sangat jengkel karena rahasia dibuka dan diketahui oleh Abah Anom tanpa tedeng aling-aling. Dia sekarang mau mengalahkan dan menundukkan Abah Anom dan jika tidak bisa mengalahkannya, dia sudah berjanji dan bertekad dalam hati akan menjadi murid Abah Anom.  
Begitu suasana sudah kelihatan tenang, Sang Kapten mengeluarkan sebuah batu kali dari kantongnya sebesar tinju.  Yang memang sudah dipersiapkan jika diperlukan untuk menghadapi Abah Anom. Batu tersebut diletakkan di sebelah telapak tangan kirinya kemudian tangan kanannya satu kali pukul saja batu tersebut telah terbelah dua. Dia berikan kedua belahan batu itu kepada Abah dengan sikap sombong dan takabur.
Abah Anom mengambil batu itu dan meremas batu itu, kemudian jadilah batu itu hancur laksana tepung. Si Kapten terbelalak matanya tetapi ia belum putus asa dan masih penasaran.

Tiba-tiba Abah Anom meminta  segelas air kepada tukang masak di dapur, yang segera datang di hadapan Abah Anom. Gelas berisi air tersebut diberikan kepada Si Kapten yang dilihatnya ada ikan dalam gelas. Kapten itu segera bergaya seperti orang yang memancing dan ikan tersebut seolah-olah terkait di alat pancing. Dia tunjukkan dengan sombong ikan yang laksana terpancing dari gelas itu kepada Abah Anom. 
Tetapi tiba-tiba di lantai di hadapan si Kapten menggeletar seekor ikan besar yang kemudian dengan isyarat jari telunjuk saja oleh Abah Anom, ikan itu laksana terkait dengan pancingan telunjuk Abah Anom.

Belum sempat sang Kapten menunjukkan ketakjubannya lagi, Abah Anom seolah-olah memegang ketapel, beliau arahkan ketapel itu ke atas atap rumah dan sesudah ditariknya tiba-tiba jatuhlah seekor burung yang rupanya kena tembakan ketapel tadi.

Sang Kapten bersujud di depan Abah Anom, diletakkannya lututnya kepada lutut Anom Anom, mengaku kalah dan meminta maaf, serta minta ditalqinkan untuk menganut dan mengamalkan TQN PP.Suryalaya.

Abah Anom kemudian berjabat tangan dengan Kapten itu dan baru saja ditalqin. Kapten itu entah pingsan atau tak sadar diri pokoknya ia tertidur terlena dan nyenyak sekali.
Antara satu atau dua jam kemudian dia terbangun dan dia menceritakan hal-hal aneh dan ghaib yang ia saksikan dan yang ia pelajari dalam keadaan tersebut. Lalu Abah Anom mengatakan, bahwa semua itulah yang telah diajarkan kepadanya.
Itulah cerita Sang Kapten.... Dalam keadaan tidak sadar beberapa lama itu ia melihat berbagai keindahan yang menarik, juga menyaksikan berbagai hal yang menakutkan dan dia merasa Abah Anom selalu ada membimbingnya.

Sejak kejadian tersebut sang Kapten langsung menjadi murid Abah Anom yang setia dan pergi kemana-mana bertabligh untuk syiar TQN PP.Suryalaya sampai akhir wafatnya.

Teruntuk Guru Mursyid Kamil Mukammil Sayyidi Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ra.
Al-FatihaH....

Posting Komentar

Abdi mengatakan... 20 November 2013 pukul 20.58
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
 
Top