Berikut
adalah rangkuman singkat mengenai pandangan-pandangan para Peneliti mengenai
TQN (Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah) PP.Suryalaya :
Dr.
Sobakin Soebardi
(Peneliti dari Australian National University, Canberra)
Meneliti tentang Pesantren Suryalaya pada tahun 1973, dalam penelitannya
tentang The Pesantren Tarekat of Suryalaya in West Jave pada tahun 1973
mengemukakan, bahwa: Latihan Praktek Ibadah (sholat, dzikir, puasa dan
lain-lain) yang dilakukan di Pondok Pesantren Suryalaya dapat membasmi
kegoncangan jiwa dan menyembuhkan penyakit fisik.
Dr.
Ahmad Supardi dkk
(Salah satu Tim Peneliti dari IAIN Sunan Gunung Jati, Bandung)
Mereka meneliti tentang Persepsi Masyarakat terhadap Nilai-nilai Agama tentang
Pemiliharaan Lingkungan Hidup di Pondok Pesantren Suryalaya berkesimpulan
bahwa:
Pondok
Pesantren Suryalaya yang dipimpin Abah Anom dalam melaksanakan segala kegiatan
selalu berorientasi pada Agama Islam.
Di
pondok Pesantren Suryalaya, nilai inti (dominant value) Agama Islam telah
diaplikasikan oleh Abah Anom dalam bentuk kegiatan yang berorientasi pada TQN.
Dzikir,
merupakan motivasi dasar dari seluruh kegiatan pendidikan di Suryalaya.
Mengenai Pondok Inabah :
Drs.
Usman Effendy dkk
(Salah satu Tim Peniliti dari IAIN Sunan Gunung Jati, pada tahun 1981-1982
Bandung)
Dalam penelitiannya tentang Perawatan Pencandu Narkotika melalui Pendidikan
Keagamaan di Pondok Pesantren Suryalaya, menyimpulkan:
Bahwa Pondok Pesatren Suryalaya telah berhasil menyembuhkan pecandu narkotika
melalui pendekatan keagamaan, dengan proses talqin, tawajjuh, shalat dan dzikir
setiap hari dan malam.
Julius
Fahmi
(dalam Skripsinya tahun 1986, Mahasiswa FISIP Universitas Muhammadiyah,
Jakarta)
Meneliti tentang Peranan Pesantren Suryalaya dalam Rehabilitasi Korban
Narkotika di Pondok Remaja INABAH. Dari hasil penelitiannya, ia berkesimpulan
bahwa:
Dalam melaksanakan pendidikan, baik itu formal maupun non-formal, Pondok
Pesantren Suryalaya selalu berpijak pada Al-Quran dan Al-Sunnah. Sebagai warga
negara Republik Indonesia, dalam melaksanakan pendidikan, Pondok Pesantren
Suryalaya selalu berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Disamping itu
kegiatan yang sangat penting dan positif yang dilakukan oleh Suryalaya adalah
merehabilitasi korban narkotika, yang telah dilembagakan dalam proyek Pembinaan
Mental Remaja Inabah.
Herdi
Saleh
(Mahasiswa IKIP jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Bandung dalam skripsi tahun
1987)
Meneliti tentang Pembinaan Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkotika di
Pondok Pembinaan Mental Remaja Inabah I Desa Cibeureum kecamatan Panjalu Kab.
Ciamis, Ia melaporkan hasil penelitiannya dalam bentuk skripsi, antara lain:
Pondok
Inabah I Pondok Pesantren Suryalaya dalam menanggulangi para remaja korban
penyalahgunaan narkotika menggunakan Metode Dzikrullah dan shalat setiap hari
dan malam dengan ajaran TQN. Pembinaan dengan metode ini berhasil baik.
Faktor
penunjang yang paling utama dalam pembinaan adalah:
- Pembinaan sebagai pelaksana pembinaan.
- Metode dan materi pembinaan (dzikrullah, mandi taubat)
- Adanya kemauan dan kesadaran yang tinggi dari penderita untuk dibina.
Dr.
R.H. Su’dan, MS, MD, MPH
(Seorang Senior Medical Service Office Arco, hasil penelitiannya diterbitkan
tahun 1987)
Meneliti tentang Penyembuhan Penderita Kecanduan Narkotika di Pondok Pesantren
Suryalaya berkesimpulan bahwa: Cara penyembuhan korban narkotik dan lain
sebagainya di Pondok Pesantren Suryalaya bagus sekali. Karena berdasarkan
ayat-ayat Al-Quran mengenai Mengingat Allah (dengan metode dzikrullah).
Juga berdasarkan hadits Nabi mengenai Dzikrullah. Cara pengobatan kecanduan
narkotik di Suryalaya tepat sekali dan hasilnya pun dapat dilihat. Remaja
adalah sasaran para sindikat narkoba untuk di bidik sebagai pecandu dan
pengedar. Untunglah di Suryalaya mereka itu dapat diselamatkan dibina kembali
untuk menjadi manusia Muslim yang berguna.
Keberhasilan ini menyebabkan mafia perdagangan narkoba tidak senang. Sehingga
mereka berusaha memasukan jaringannya ke dalam Pesantren untuk merusak. Tetapi
dengan kesigapan Pimpinan Pesantren dan pembantu-pembantunya, pengedaran
narkotika dapat dibendung.
Drs.
Hafidz Dasuki, MA
(Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur Agama Departemen Agama RI)
Hasil tulisannya disampaikan dalam bentuk Laporan Penelitian dan diterbitkan
oleh Pusat Litbang Lektur Agama Badan Penelitian dan Pengembangan Agama
Departemen Agama RI tahun 1989-1990), dalam penelitian tentang Biografi KHA
Shobibulwafa Tajul Arifin mengemukakan bahwa TQN merupakan suatu jalan menuju
pencapaian pendekatan diri kepada Allah swt.
Untuk mengetahui secara lengkap kepada generasi berikutnya, ia memberikan
beberapa saran, antara lain:
Perlu
dirintis penulisan riwayat hidup Abah Anom secara lengkap dan juga para ulama
yang lain.
Perlu
kelengkapan rujukan-rujukan penulisan yang tersedia pada Pesantren Suryalaya,
sehingga memudahkan para peminat menulis sejarah para ulama dan lembaga yang
dipimpin.
Perlu
digalakan usaha penelitian dan pengembangan arti riwayat hidup seorang
tokoh/kyai yang dapat mewariskan nilai-nilai kehidupan dan perjuangan bagi
generasi berikutnya.
Dr.
Emo Kastama, M.P.
(Dosen Jurusan Biologi, FMMIPA, IKIP, Jakarta)
Meneliti Metode INABAH dalam Upaya Penyembuhan Penderita Ketagihan Zat Adiktif
melalui Proses Didik Menurut Pondok Pesantren Suryalaya, tahun 1989) dalam
penelitiannya tersebut sebagai jawaban atas beberapa media massa yang sengaja
mendiskriditkan Inbabah yang sesungguhnya ditujukan kepada Abah Anom
mengemukakan bahwa, “Sekalipun diejek, tidak disukai, tetapi Abah Anom
tidak pernah marah, karena beliau yakin dengan apa yang dilakukannya itu benar”.
Dan masih banyak lagi pandangan-pandangan para peneliti lainnya, serta penghargaan-penghargaan yang diterima termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sumber: tqn-jakarta.org/
Posting Komentar
Posting Komentar