-Foto: Muslimah Turki- |
KAIRO-Ulama
Mesir Prof Dr Syeikh Mohamed Aly Nassar memuji sikap Perdana Menteri Turki
Recep Tayyip Erdogan yang mencabut larangan berjilbab di lembaga-lembaga negara
di negara tersebut.
"Itu
keputusan terpuji dan berani untuk memberi hak kepada kaum Muslimah di negara
itu," kata Prof Nassar dalam perbincangan dengan Antara di Universitas Al
Azhar.
PM Erdogan pada
Senin (30/9/2013) menetapkan pencabutan larangan pemakaian jilbab di lembaga-lembaga
negara bagi pegawai negeri sipil, kecuali hakim, jaksa, polisi dan tentara.
Prof Nassar, yang sebelumnya mengecam sikap PM Edogan yang dianggapnya
mencampuri urusan dalam negeri Mesir, menilai jilbab merupakan hak asasi bagi
Muslimah untuk dijalankan sebagai kewajiban agama.
"Saya
memang menolak sikap campur tangan PM Erdogan terhadap masalah dalam negeri
Mesir, tapi kali ini saya mendukung dia untuk kepentingan hak asasi
Muslimah," kata guru besar Sejarah dan Kebudayaan Islam di Universitas Al
Azhar tersebut.
Syeikh Nassar
merujuk pada kritikan keras PM Erdogan terhadap sikap Syeikh Agung Al Azhar
Prof Dr Syeikh Ahmed Al Tayeb yang mendukung kudeta pelengseran Presiden
Mohamed Moursi pada 3 Juli silam. Kritikan Kepala Pemerintahan Turki itu
menimbulkan reaksi keras di Mesir karena dianggap mencampuri urusan politik
dalam negeri Mesir sehingga menimbulkan kerenggangan hubung diplomatik kedua
negara.
Cendekiawan
Muslim Mesir Fahmi Huweidi juga menyampaikan pujian senada. "Meskipun
pencabutan larangan berjilbab itu terlambat dilakukan PM Erdagon, tapi itu
menunjukkan langkah maju bagi Turki untuk mencairkan peraturan ketat warisan
Attaturk," katanya.
Huweidi
menggarisbawahi penerapan sikularisme oleh Presiden Turki Mustafa Kemal Ataturk
termasuk pelarangan berjilbab di lembaga-lembaga negara sejak tahun 1920-an
Sumber: republika.co.id
Posting Komentar
Posting Komentar