HAL: MENGGUNAKAN WAKTU DENGAN BIJAKSANA UNTUK IBADAH/AMALIYAH
Dan termasuk shalat sunah yang dianjurkan Nabi S.AW adalah shalat dhuha dan dia/shalat dhuha adalah shalat yang banyak sekali manfaat dan barokahnya. Banyaknya bilangan raka’at adalah 8 raka’at dan ada pula yang mengatakan 12 raka’at. Dan paling sedikitnya adalah 2 rakaat. Telah bersabda RasuluLlah SAW hendaklah kamu sekalian menjadikan seluruh anggota badan sebagai sedekah. Maka sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, dan setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, dan setiap takbir adalah sedekah, dan setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan nahi mungkar adalah sedekah. Dan telah mencukupi dari yang demikian itu semua 2 raka’at yang dilakukan pada waktu dhuha.
Dan termasuk shalat yang dianjurkan adalah shalat antara Maghrib dan Isya’. Adapun banyaknya adalah 20 rakaat, dan yang sedang adalah 12 atau 6 raka’at. RasuluLlah SAW telah bersabda Barang siapa yang megerjakan shalat 2 raka’at antara dua Isya’ maka Allah akan membangunkan baginya rumah di dalam surga. Dan RasuluLlah bersabda Barang siapa mengerjakan shalat sunah setelah maghrib 6 raka’at dimana diantara keduanya dia tidak bercakap-cakap dengan sesuatu yang buruk maka yang demikian itu menyamai baginya dengan beribadah selama 12 tahun dengan menghidupkan saat antara maghrib dan isya’. Dan sungguh telah datang banyak keterangan tentang fadhilah atau keutamaan shalat diantara Maghrib dan Isya’ dan akan mencukupililah keterangan berikut ini yaitu bahwasanya Ahmad bin Abil Hawary ketika bermusyawarah dengan syaikhnya Abaa Sulaiman Rh., apakah lebih baik ia berpuasa pada siang hari ataukah mendirikan shalat diantara waktu maghrib dan isya’, maka syaikh Abaa Sulaiman berkata, “kumpulkanlah keduanya-artinya laksanakan keduanya-. “. Kemudian ia bertanya lagi, “aku tidak mampu melaksanakan keduanya, karena apabila aku berpuasa maka aku akan disibukkan dengan berbuka puasa pada saat itu”. Maka Syaikh Abaa Sulaiman menjawab, ” jikalau engkau tidak mampu untuk mengumpulkan keduanya, maka tinggalkanlah puasa dan hidupkanlah shalat diantara dua ‘Isya’ (antara maghrib dan isya’)”.
Sayyidatina ‘Aisyah RA berkata, “tidaklah masuk RasuluLlah SAW ke kediaman saya setelah shalat Isia’ yang akhir kecuali beliau SAW melaksanakan shalat empat raka’at atau enam raka’at dan Beliau SAW bersabda, “empat raka’at yang demikian telah menyamai daripada Lailatul Qadar. Dan suatu keharusan bagi kamu untuk mengerjakanShalatul Lail /Shalat malam , sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. Dan bersabda RasuluLlah SAW, “Keutamaan shalat malam dibandingkan dengan shalat pada waktu siang hari adalah seperti kelebihannya sedekah secara tersembunya dibanding dengan sedekah secara terang-terangan”. Dan telah datang keterangan yang menyebutkan bahwa keutamaan sedekah secara tersmbunyi dibanding dengan sedekah secara terang-terangan adalah berlipat 70 lipatan dalam hal pahala dan keutamaannya. Telah bersabda RasuluLlah SAW, “Bagi kamu sekalian untuk mengerjakan shalat malam karena sesungguhnya shalat malam itu adalah amalan orang-orang shaleh sebelum kamu sekalian, dan tempat bermuqorrobah bagi kamu sekalian kepada Tuhanmu, dan saat bertafakur akan maksiyat yang dilakukan, dan membersihkan adri dos, dan penolak penyakit dari jasad kamu sekalian”.
Dan ketahuilah sesunggunya orang yang mendirikan shalat ba’da Isya’ adalah sungguh telah menghidupkan seluruh malamnya. Dan telah terjadi pada sebagian Ulama salaf melaksanakan amalan shalat pada Awwal malam hari. Akan tetapi pengerjaannya pada saat setelah bangun tidur pada malam hari adalah lebih menghinakan syaithan dan menjadi perjuangan nafsu / mujahadatunnafsi dan sirr / rahasia yang sangat ‘aja’ib , dia itulah shalat tahajjud dimana Allah telah memerintahkan RasulNya SAW untuk mengerjakannya dengan firmannya, “Waminallaili fatahajjad bihii naafilatallak “. “Dan pada sebagian maalm maka bertahajudlah sebagai amalan sunnah bagi Kamu”. Dan sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai seorang hamba manakala ia bangun malam diantara keluarganya yang lain yang sedang tidur lalu ia mengerjakan shalat dan Allah memamerkannya kepada MalaikatNya dan Allah menghadapinya dengan WajahNya yang Mulia.
Dan ketahuilah sesungguhnya termasuk suatu keburukan apabila orang menginginkan Akhirat akan tetapi meninggalkan shalat malam. Maka bagaimana ?
Bahwa seorang murid-orang yang menginginkan sampai kepada Allah- bahwa ia senantiasa mengharapkan tambahan rahmat pada setiap waktunya, telah bersabda RasuluLlah SAW, “Sesungguhnya pada setiap malam ada suatu saat yang apabila seorang hamba menjumpai saat itu kemudian ia meminta suatu kebaikan kepada Allah tentang urusan dunia maupun akhirat melainkan Allah akan memberikannya, dan yang demikian itu terjadi setiap malam HR Muslim. Dan pada sebagian kitan Allah yang diturunkan, Allah Ta’ala berfirman, “sungguh telah bohong orang yang mengaku mencintaiKu, apabila malam telah larut lantas ia tertidur dariKu. Bukankah setiap orang yang mencintai akan selalu ingin bersendirian dengan yang dicintainya”. Syaikh Ismail bin Ibrahim AL-Jibraani rahimahuLloohu berkata, “semua kebaikan akan terkumpul semuanya pada waktu malam”-tentu saja apabila digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT-. RasuluLlah SAW bersabda yang artinya, “sesungguhnya Allah Ta’ala turun paad tiap-tiap malam ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiganya yang akhir. Maka Allah Ta’ala berifrman, ‘Adakah yang berdo’a akan sesuatu niscaya akan ijabahi, dan adakah yang meminta ampunan kepadaKu maka akan Aku ampuni, dan adakah yang meminta sesuatu niscaya akan Aku beri, dan adakah orang yang bertaubat maka akan Aku beri taubat kepadanya yang demikian itu hingga terbit fajar”. Dan bagi orang yang ‘Aarif biLlah pada mendirikan shalat malam terdapat / merupakan tempat turunnya rahmat Allah / manziilaat yang sangat mulia, yang banyak sekali dan beberapa kehebatan rasa (Dzauq) yang sangat lembut yang dapat mereka rasakan di dalam hati mereka akan ni’matnya berdekatan dengan Allah danlezatnya bersama-sama Allah dan manisnya bermunajah dan indahnya bercakap-cakap kepada Allah /Muhadastah. Sebagian dari mereka / Aarifuu berkata, “seandaina ahli surga merasakan apa yang kami rasakan niscaya mereka merasakan hidup yang sangat menyenangkan”. Dan sebagian dari mereka Arifuun berkata, “sesungguhnya Ahlullail-orang yang ahli menghidupkan malamnya untuk beribadah kepada Allah-dalam menikmati malamnya seperti Ahlullahwi-orang yang senang bersendau gurau- dalam menikmati sendau guraunya”. Dan berkata sebagian dari mereka para Arifuun, “semenjak empat puluh tahun tidak ada sesuatu yang mengecutkan hatiku kecuali munculnya fajar”. Tentu saja nilmat yang demikian ini tidak akan terjadi kecuali setelah melalui usaha yang terus menerus dan menanggung penderitaan yang berat dalam menghidupkan ibadah di waktu malam, sebagaimana yang dikatakan oleh Utbatul Ghulam“telah datang malam selama dua puluh tahun dan selama itu pula aku merasakan kenikmatan”
(Dan jika apa yang harus di laksanakan untuk mendirikan shalat malam/ibadah malam hari dan berapa raka’at sebaiknya shalat malam dilakukan ?). maka ketahuilah sesungguhnya RasuluLlah SAW tidak mengajarkan dalam shalat tahajud akan bacaan surah-surah tertentu, akan tetapi baik juga dilakukan dengan membacanya sedikit demi sedikit ketika berdiri melakukan shalat sehingga dapat khatamdalam satu bulan, atau kurang atau lebih tergantung dari kemampuan. Adapun bilangan raka’at maka banyaknya adalah sebagaimana RasuluLlah SAW mendirikan shalat malam yaitu 13 raka’at, dan yang sedang bisa 9 atau 7 raka’at. Akan tetapi kebanyakan yang diajarkan adalah 11 raka’at . dan disunahkan ketika bangun dari tidur hendaklah engkau mengusap wajah dengan tangan seraya mengucapkan kalimat, “AlhamduliLlaahilladzii ahyanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaiHinnusyuur”.Yang artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah manghidupkan aku setelah kematianku dan kepadaNyalah tempat kembali”. Dan kemudian membaca Inna fii kholqissamaawaati wal ardhi wakhtilaafillaili wannahaari la aayaatill li ulul albaab……dan seterusnya sampai akhir surah.
Kemudian setelah itu bangun dari tepat tidur lalu ber wudhu dengan wudhu yang sempurna, kemudian shalat dua rekaat secara ringkas (tidak terlalu panjang) syukril wudhu, kemudian shalatlah setelah itu delapan raka’at dengan memanjangkannya, dengan salam pada setiap dua raka’at atau setiap empat raka’at, atau sekaligus delapan raka’at dengan satu salam. Dan apabila masih dirasa mampu, maka berdirilah mengerjakan shalat sunah menurut kemampuanmu, kemudian shalatlah tiga raka’at dengan niat mengerjakan shalat witir dengan sekali salam atau dua kali salam. Dan bacalah pada raka’at awwal surah Sabbihisma Robbikal A’la, dan raka’at ke dua surah Qulyaa ayyuhal kaafiruun, dan raka’at yang ke tiga surah Ikhlash dan Muawwidzatain. (dan bagi yang sudah mendapatkan petunjuk amaliyah dari guru mursyidnya silahkan menggunakannya karena adab murid yang baik adalah selalu mematuhi perintah dan arahan mursyidnya,red.)
Sumber: manakib.wordpres.com
Posting Komentar
Posting Komentar