Menu

TQN PP.Suryalaya

 

“Penting sekali bagi para pencari untuk mendaki gunung sebelum dia menikmati pemandangan di puncak. Untuk mendaki gunung, para pencari harus melakukan perjalanan dari dunia yang rendah menuju Kehadirat Ilahi. Dia harus menempuh perjalanan dari dunia ego yang penuh realitas sensual menuju kesadaran jiwa akan Realitas Ilahi”

“Untuk membuat kemajuan dalam perjalanan ini, para pencari harus membawa gambaran mengenai Syaikhnya (tasawwur) ke dalam hatinya,karena itu merupakan jalan terkuat untuk melepaskan seseorang dari genggaman rasa”

“Dalam hatinya Syaikh menjelma menjadi cerminan dari Inti yang Mutlak. Jika dia berhasil, maka ia akan tiba dalam keadaan ghayba atau “absen” dari dunia yang penuh rasa, dan akan tampak pada dirinya. Untuk mengukur bahwa keadaan ini semakin meningkat dalam dirinya, murid merasakan ketertarikan terhadap rasa duniawi akan melemah dan hilang, lalu pada dirinya mulai tampak Maqam Kehampaan Mutlak dalam merasakan hal-hal yang lain selain Allah” “Tingkat paling tinggi dari maqam ini disebut Maqam Pemusnahan (fana’). Syah Naqsyband menasihati muridnya, “Ketika Aku mengalami keadaan tanpa kesadaran, tinggalkanlah Aku sendiri dan serahkan dirimu pada keadaan itu dan terimalah haknya atas diri kita”

“Mengenai perjalanan ini, Syaikh Alauddin berkata kepada muridnya, Jalur terpendek menuju sasaran kita yaitu Allah, adalah saat Allah menghilangkan sekat dari Inti Wujud Ke-Esaan-Nya yang tampak pada semua makhluk ciptaan-Nya”
“Dia melakukan hal ini dengan Maqam Penghapusan (ghayba) dan Peleburan dalam Ke-Esaan-Nya yang Mutlak (fana’), sampai Inti Kemegahan-Nya mulai tampak dan menghilangkan kesadaran akan segala hal selain Dia Ini adalah akhir dari Perjalanan Mencari Allah dan awal dari Perjalanan yang lain” “Pada akhir Perjalanan Pencarian dan Keadaan yang Penuh Daya Tarik muncullah Keadaan Tanpa Kesadaran dan Pemusnahan. Inilah yang menjadi target semua ummat manusia sebagaimana Allah swt berfirman dalam al-Qur’an, “Aku tidak menciptakan Jinn dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” Ibadah di sini maksudnya adalah Pengetahuan Yang Sempurna (Ma’rifat)”

Masyaikh Naqshbandi
Sumber: status Kangmas Ujang Rahim di Grup Facebook Pemuda TQN Suryalaya, dari berbagai sumber.

Posting Komentar

 
Top