Dan wajib bagi
kamu ketika duduk, untuk menjaga auratmu. Dan duduklah menghadap ke arah kiblat
dalam keadaan khusyu’ dan janganlah engkau memperbanyak gerakan ataupun berdiri
dari tempat dudukmu. Dan janganlah engkau memperbanyak bersin atau menguap di
hadapan orang banyak. Dan apabila engkau terpaksa menguap maka letakkanlah
tangan kirimu di depan mulutmu. Dan janganlah engkau memperbanyak tertawa
karena yang demikian ini dapat mematikan hati. Dan jika engkau mampu menjadikan
tertawamu itu sebagai senyuman maka lakukanlah. Dan janganlah engkau berdiri
dari tempat dudukmu hingga engkau mengucapkan SubhanaKallahumma
wabihamdika asyhadu allaa Ilaaha illa Anta astaghfiruKa wa atuubu ilaiK. Dan
sesungguhnya telah datang penjelasan yang mengatakan bahwa barang siapa yang
melakukan hal yang demikian maka Allah akan mengampuni dosa dalam majlis
tertsebut. Dan apabila engkau hendak pergi tidur, maka berbaringlah pada
punggungmu sebelah kanan menghadap kiblat dalam keadaan bertaubat atas segala
dosa seraya berkeinginan untuk mendirikan shalat malam dengan berdo’a BismiKaLlaahumma
Rabby wadha’tu janby wa biismiKa arfa’ahu faghfirly dzunuuby. Allahumma fanny
‘adzaabaka yauma Tajma’u ‘ibaadaKa (3X), AstaghfiruLlaahal ‘Adziim
Alladzii laa Ilaaha Illa Huwal Hayyul Qayyumu wa atuubu ilaiH (3X), dan ucapkan
SubhanaLlah (33X), dan demikian pula alhamduliLlah, dan Allahu akbar (34X). dan
bagi orang yang hendak tidur ada beberapa dzikir selain yang tersebut tadi,
maka janganlah lupa (berdzikir)/ mengingat Allah. Dan janganlah
sekali-kali engkau tidur kecuali dalam keadaan suci (dari hadast dan najis) dan
biarlah tidur menghampirimu sedangkan engkau dalam keadaan berdzikir kepada
Allah Ta’ala. Dan janganlah engkau mempergunakan tempat tidur yang nyaman
karena yang demikian akan menyebabkan engkau nyenyak dan banyak tertidur dan
meninggalkan bangun shalat malam. Maka akan besarlah penyesalanmu dan
kerugianmu manakala engkau mengetahui apa yang dijanjikan Allah bagi orang yang
mendirikan shalat malam. Sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW, “Kelak
pada hari kiyamat manusia akan dikumpulkan pada satu tempat maka diserukan,
‘Dimana orang-orang yang jauh punggungnya dari tempat tidurnya hingga ia
mendirikan shalat malam, dan sedikit sekali mereka itu. Maka mereka masuk surga
tanpa hisab’”.
Dan telah
bersabda RasuluLlah S.A.W., “Telah berkata Ummu Sulaiman (Ibu dari Nabi
Sulaiman bin Daud AS) ‘Wahai anakku, janganlah engkau memperbanyak tidur di
malam hari karena barang siapa yang banyak tidur di malam hari maka kelak di
hari kiamat akan datang dalam keadaan faqir. Dan telah berkata Imam
Ghazali RA, “Ketahuilah sesungguhnya siang dan malam terbagi dalam 24 jam. Maka
jangan sampai tidurmu melebihi dari 8 jam, karena jika umurmu mencapai 60 tahun
niscaya engkau telah menyia-nyiakan waktu selama 20 tahun yaitu 1/3 nya. Dan
apabila engkau berkeinginan untuk tidur, maka berusahalah agar engkau berbaring
pada punggung sebelah kananmu dalam keadaan menghadap kiblat dan berusahalah
untuk tidak membelakanginya. Akan tetapi apabila tidurmu engkau maksudkan hanya
untuk beristirahat dan bukannya tidur sungguhan, maka tidak mengapa / bolehlah
engkau berbaring dengan punggung sebelah kiri pada waktu qaelulah (tidur
siang sebentar untuk memulihkan tenaga), dengan maksud agar nanti malam menjadi
kuat untuk melaksanakan shalat malam.
Dan takutlah engkau untuk tidur setelah
shalat subuh karena yang demikian dapat menyebabkan kefaqiran dan
demikian pula tidur setelah waktu ashar karena dapat menyebabkan junun/gila. Apabila dalam tidurmu engkau melihat/bermimpi dengan sesuatu yang
membahagiakanmu, maka pujilah Tuhanmu, dan apabila engkau bermimpi tentang
sesuatu yang menggelisahkan/menyusahkanmu, maka memohonlah perlindungan kepada
Allah serta robahlah posisi tidurmu pada sebelah punggung yang lain, dan
janganlah engkau ceritakan mimpi itu kepada seseorang, karena mimpi itu
tidaklah akan membahayakanmu. Dan apabila ada seseorang menceritakan mimpinya
kepadamu, maka janganlah engkau menta’wil mimpi itu hingga orang itu
sendiri yang memintanya, atau orang itu memberikan ijin kepadamu untuk
menta’wilkan mimpi itu.
Bersambung ke bagian IV...
Posting Komentar
Posting Komentar