Zikirullah Tanda Orang Hidup

<div class="MsoNoSpacing"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEj06dtUA1u7RlINWcavA4DNGfNWc7U8ZoRGBbCs4kAJ6NWdmTfYr847LTsQSI7ZUYU91t9CxkrIvTJHOeJxVUqiUUQ4pp7q6nifuFc1bMIQlgbe_k9bwjRqgZPs4ZrPEfiTir3Mucxn9I/s1600/amin+kurdi.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEj06dtUA1u7RlINWcavA4DNGfNWc7U8ZoRGBbCs4kAJ6NWdmTfYr847LTsQSI7ZUYU91t9CxkrIvTJHOeJxVUqiUUQ4pp7q6nifuFc1bMIQlgbe_k9bwjRqgZPs4ZrPEfiTir3Mucxn9I/s1600/amin+kurdi.JPG" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;">JAKARTA - Zikir bisa menghidupkan nurani orang beriman. Jika tidak berzikir, hati orang ibarat orang mati. </span></div> <div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; text-align: justify;"> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;">Wasekjen MUI Tengku Zulkarnaen mengatakan Rasulullah SAW bersabda perumpaman orang berzikir seperti orang hidup yang tidak zikir orang mati di sisi Allah.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Georgia, serif;"><br /></span></div> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12pt;">Hikmahnya, terang Ustaz Tengku, nurani yang hidup tidak dipengaruhi lingkungan. Ustaz Tengku mencontohkan ikan di laut yang hidup puluhan tahun hidup dengan air asin tidak akan terpengaruh lingkungan. "Saat dimasak rasanya tidak asin, segar karena tak terpengaruh." Sementara jika satu ton ikan mati direndam air asin satu jam saja, ia akan berubah drastis menjadi ikan asin. </span></div> </span> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12pt;">Ia mencontohkan bagi orang yang nuraninya hidup, meski hidup puluhan tahun di Las Vegas, ia tak akan terpengaruh ikut berjudi. Sementara meski orang di Masjid kalau nuraninya mati ia akan tetap berbuat maksiat.</span></div> </span> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12pt;">Tengku menegaskan Zikir Nasional (dalam menyambut tahun baru masehi) ini hanya sebagai motor saja. Jamaah setelah pulang bisa membiasakan zikir sepanjang tahun. Dengan begitu nuraninya akan hidup dan akan ditunjukkan sosok pemimpin saleh."Maka Allah akan jadikan negeri ini saleh dan kucurkan barokah dari langit dan bumi." </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12pt;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12pt;">Sumber: republika.co.id</span></div> <o:p></o:p></span>

Zikirullah Tanda Orang Hidup

JAKARTA - Zikir bisa menghidupkan nurani orang beriman. Jika tidak berzikir, hati orang ibarat orang mati.    Wasekjen MUI Tengku Zulkarnaen mengatakan Rasulullah SAW bersabda perumpaman orang berzik…

Baca selanjutnya »

Makruhnya Terompet dan Kembang Api Dalam Perayaan Tahun Baru

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkmfsJ9cIJUyXkRMgtMN_XR97znufq8SofDPriltNUWfDA9uIsxZJx-awNIt1Yn8bXFURAWlAkbbhB7aD6JJ8n2xhwoIveFDSYkx8TbZonyPP5NQP6_V9yS3IHm_S_2ZO1XzSdcV9ZqGOJ/s1600/kembang+api.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkmfsJ9cIJUyXkRMgtMN_XR97znufq8SofDPriltNUWfDA9uIsxZJx-awNIt1Yn8bXFURAWlAkbbhB7aD6JJ8n2xhwoIveFDSYkx8TbZonyPP5NQP6_V9yS3IHm_S_2ZO1XzSdcV9ZqGOJ/s320/kembang+api.JPG" width="320" /></a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Momentum tahun baru telah tiba. Berbagai macam kegiatan dan kemeriahan dihadirkan untuk menyambut tahun baru. Tahun baru memang memang memberikan peluang untuk hadirnya semangat baru. Tetapi tahun baru juga menyebabkan berkurangnya kesempatan manusia untuk menikmati kehidupan. Umur bertambah, peluang makin berkurang.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Diantara kebiasaan yang berlaku dalam menyambut tahun baru adalah meniup terompet, membakar petasan atau kembang api, dan juga membakar ikan ataupun sesuatu yang dapat dibakar untuk dimakan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Memang gaya penyambutan tahun baru dengan terompet dan kembang api belumlah menjadi kebiasaan pada zaman Rasulullah saw. sehingga tidak ada hadits yang khusus menerangkan hukum meniup terompet dan membakar kembang api. Akan tetapi fenomena ini dapat dimasukkan dalam kerangkan hadits yang berbunyi<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;">إن الله كره لكم ثلاثا قيل وقال وإضاعة المال وكثرة السؤال</span></b><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <b><i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Innallaha karraha lakum tslatsan, qila wa qala wa idho’atul mal wa katsratus sual</span></i></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Sesungguhnya Allah membenci tiga hal pada kalian; kabar burung, membuang-buang harta, dan banyak bertanya.” (HR. Bukkhari)</span></i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Artinya jika penyambutan tahun baru dilakukan dengan kemeriahan di luar batas, maka itu berarti dapat dikategorikan sebagai ‘<i>idho’atul mal</i>’ atau membuang-buang harta untuk keperluan yang tidak dianggap penting. Atau dalam bahasa ilmu ekonomi mempergunakan uang bukan untuk memenuhi kebutuhan primer.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh karenanya, berpesta menyambut tahun baru dengan menghamburkan harta secara berlebihan dengan memborong terompet dan membeli kembang api layaknya seorang tengkulak dengan biaya melebihi belanja kebutuhan primer sehari-hari hukumnya <i>makruh</i> yang apabila ditinggalkan jauh lebih baik. Tetapi jika dilakukan secara kontinu setiap tahun akan berubah menjadi haram. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">sumber: nu.or.id</span></div> <br /> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div>

Makruhnya Terompet dan Kembang Api Dalam Perayaan Tahun Baru

Momentum tahun baru telah tiba. Berbagai macam kegiatan dan kemeriahan dihadirkan untuk menyambut tahun baru. Tahun baru memang memang memberikan peluang untuk hadirnya semangat baru. Tetapi tahun ba…

Baca selanjutnya »

SYAHID DAN HUKUMNYA (Bagian Kedua)

<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDZAx3bcoNU7eJVEP7QTG-Lo9puJoG8hgfoHmARkDizii8dxyovPImpbw8kYdZybibfVn0eTAdNFPCi2ym7k-Qf_FuWUpHCNa2AStmA1dKX2faEMrrlfDv-oollGRn4fHxNnMlAEmuUDyn/s1600/syahid.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDZAx3bcoNU7eJVEP7QTG-Lo9puJoG8hgfoHmARkDizii8dxyovPImpbw8kYdZybibfVn0eTAdNFPCi2ym7k-Qf_FuWUpHCNa2AStmA1dKX2faEMrrlfDv-oollGRn4fHxNnMlAEmuUDyn/s320/syahid.JPG" width="320" /></a></div> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><b><i><a href="http://www.dokumenpemudatqn.com/2013/12/syahid-dan-hukumnya-bagian-i.html#.UsLcJ9JdXTY">[Sambungan dari bagian I]</a></i></b></span><br /> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><b><i>Macam-macam Syahid <o:p></o:p></i></b></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Imam Nawawiy dalam kitab <i>Syarah Shahih Muslim</i> menyatakan, bahwa syahiid itu terbagi menjadi tiga macam. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Pertama, syahid dunia dan akherat; yaitu, orang yang gugur di dalam peperangan melawan kaum kafir disebabkan karena terbunuh. Orang semacam ini dihukumi sebagai <i>syuhada'</i> yang akan memperoleh pahala di akherat dan dihukumi <i>syahid dunia</i>, yakni jenazahnya tidak dimandikan dan disholatkan.    Ia dikuburkan bersama dengan pakaian dan darah yang melekat di badannya.  <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Kedua, syahid akherat, yakni orang yang mendapat pahala di akherat, akan tetapi tidak dihukumi syahid di kehidupan dunia.  Mereka adalah meninggal dunia karena sakit perut, penyakit thaun, orang yang tertimpa bangunan atau tembok, orang yang terbunuh karena mempertahankan harta, dan orang-orang yang telah disebutkan di dalam hadits shahih dengan sebutan syahid.  Orang-orang semacam ini, jenazahnya wajib dimandikan dan disholatkan.   Mereka mendapatkan pahala syahid di akherat, hanya saja tidak sama dengan pahala orang yang mati syahid jenis pertama.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Adapun dalil-dalil yang menunjukkan sejumlah orang yang mendapatkan pahala syahid di akherat; atau yang disebut dengan syahid akherat; namun tidak dihukumi syahid dunia, adalah sebagai;<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِيقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid</i>) <i>itu ada lima, "orang mati karena terkena penyakit tha'un (lepra), orang yang meninggal karena sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang tertimpa bangunan rumah atau tembok; dan orang yang gugur di jalan Allah."</i> [HR. Bukhari dan Muslim]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Di dalam <i>Shahih Muslim</i> juga diriwayatkan sebuah hadits, bahwa Rasulullah saw bertanya:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ قَالُوا فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Siapakah diantara kalian yang terhitung mati syahid?  Para shahabat menjawab, "Ya Rasulullah! Siapa saja yang terbunuh di jalan Allah, ia adalah syahid."  Nabi saw berkata,"Kalau begitu, orang yang mati syahid dari kalangan umatku tentunya sangat sedikit."  Para shahabat pun bertanya, "Lantas, siapakah mereka yang Rasulullah?  Nabi menjawab, "Siapa saja yang terbunuh di jalan Allah, ia adalah syahid.  Siapa saja yang mati di jalan Allah, ia adalah syahid, dan siapa saja yang mati karena terserang penyakit lepra; ia adalah syaid.  Siapa saja yang mati karena sakit perut, maka ia adalah syahid."</i>[HR. Imam Muslim]</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;">         </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><br />Dalam riwayat lain, Imam Muslim juga menuturkan sebuah hadits dari Anas bin Malik ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">مَنْ طَلَبَ الشَّهَادَةَ صَادِقًا أُعْطِيَهَا وَلَوْ لَمْ تُصِبْهُ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Siapa saja yang bersungguh-sungguh ingin mendapatkan syahid, maka ia akan diberikan pahala (syahid), meskipun ia tidak mendapatkannya."</i>[HR. Imam Muslim]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Imam Thabaraniy mengetengahkan sebuah riwayat dari Jabir bin 'Utaik, bahwa Rasulullah saw bersabda:<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Syahid ada tujuh macam selain gugur (terbunuh) di jalan Allah; orang yang mati karena penyakit lepra adalah syahid.  Orang yang mati tenggelam adalah syahid, orang yang mati karena penyakit bisul perut adalah syahid; orang yang mati terbakar adalah syahid; orang yang mati karena tertimpa bangunan atau tembok adalah syahid; dan wanita yang gugur disaat melahirkan (nifas)."</i>[HR. Imam Thabaraniy]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Di dalam hadits yang diriwayatkan Imam Thabaraniy juga dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">مَنْ صُرِعَ عَنْ دَابِّتِهِ فَهُوَ شَهِيـْدٌ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Siapa saja yang mati karena terlempar dari kendaraannya, ia adalah syahid."</i>[HR. Imam Thabaraniy]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Imam Thabaraniy juga meriwayatkan sebuah hadits, dengan sanad shahih, dari Ibnu Mas'ud, bahwasanya Nabi saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">مَـنْ تَرَدَّي مِنْ رُؤُوْسِ الْجِبَالِ, وَتَأْكُلُهُ السِّبَاعُ, وَيَغْرِقُ فِى الْبَحْرِ لَشَهِيْـدٌ عِنْدَ اللهِ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Siapa saja yang mati karena jatuh dari puncak gunung, atau dimangsa bintang buas, atau tenggelam di laut, maka ia syahid di sisi Allah swt."</i>[HR. Imam Thabaraniy]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Dalam sebuah riwayat yang dikisahkan oleh Imam Abu Dawud dituturkan bahwasanya Nabi saw bersabda:<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">         </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ</span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Siapa saja yang terbunuh karena mempertahankan hartanya, maka ia mati syahid.   Siapa saja yang terbunuh karena membela keluarganya, nyawanya, atau agamanya, maka ia mati syahid."</i>[HR. Imam Abu Dawud]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Imam Nasaiy juga mengetengahkan sebuah hadits shahih dari Suwaid bin Muqarrin, bahwasanya Nabi saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">مَنْ قُتِلَ دُونَ مَظْلَمَتِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Siapa yang terbunuh karena tidak ingin didzalimi, maka ia adalah syahid."</i>[HR. al-Nasaiy, hadits ini shahih]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, <i>"Imam Daruquthniy telah menshahihkan Sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu 'Umar:</i></span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">مَوْتُ الْغَرِيْبِ شَهَادَةٌ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "Kematian gharib (orang yang terasingkan) termasuk syahid."<b>[16]</b></span></i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Menurut Ibnu al-Tiin, semua keadaan di atas merupakan kematian yang telah ditetapkan Allah sebagai keutamaan bagi umat Mohammad saw.  Sebab,  Allah swt akan mengampuni dosa-dosa mereka dan menambah pahala mereka hingga mencapai martabat syahid.   Hanya saja, menurut al-Hafidz Ibnu Hajar, derajat atau martabat mereka tidaklah sama dengan syahid jenis pertama.[17]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Ketiga, syahid dunia saja; yakni orang yang mengambil dengan sembunyi-sembunyi harta ghanimah, atau melakukan perbuatan-perbuatan lain yang bisa menafikan sebutan jihad. Jika orang ini gugur di medan perang melawan orang kafir, maka ia dihukumi syahid di dunia, sehingga tidak wajib dimandikan dan disholatkan .  Akan tetapi, ia tidak mendapatkan pahala yang sempurna di akherat.[18]  Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Musa al-Asy'ariy, bahwasanya ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw dan berkata:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْنَمِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلذِّكْرِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانُهُ فَمَنْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Adaseorang laki-laki berperang karena ingin mendapatkan ghanimah, ada pula yang berperang untuk diingat (kemasyhuran), dan ada pula yang berperang supaya kedudukannya tinggi; lantas siapa orang yang benar-benar berjihad di jalan Allah?  Rasulullah saw menjawab, "Siapa saja yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka ia benar-benar berjihad di jalan Allah."</i>[HR. Muslim] </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Di dalam riwayat Muslim juga dituturkan, bahwa syarat agar memperoleh pahala syahid di akherat adalah tidak melakukan kemaksiyatan. Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat dari 'Abdullah bin Abi Qatadah, dari Qatadah, bahwasanya Rasulullah saw berdiri diantara para shahabat, dan menyampaikan kepada mereka bahwa jihad di jalan Allah, dan iman kepada Allah merupakan seutama-utama amal.  Seorang laki-laki berdiri dan bertanya kepada Nabi saw:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تُكَفَّرُ عَنِّي خَطَايَايَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ إِنْ قُتِلْتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ قُلْتَ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَتُكَفَّرُ عَنِّي خَطَايَايَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ إِلَّا الدَّيْنَ فَإِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ لِي ذَلِكَ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">           "<i>Apakah jika aku gugur di jalan Allah, semua dosa-dosaku akan terampuni?  Nabi saw menjawab, "Ya.  Jika kamu terbunuh di jalan Allah, dan kamu bersabar atas apa yang menimpamu, dan kamu tidak berbuat maksiyat." Lalu, Rasulullah saw bertanya lagi, "Apa katamu?  Laki-laki itu menjawab, "Jika aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa-dosaku akan terhapus?  Nabi saw menjawab, "Benar.  Dan kamu bersabar atas apa yang menimpamu dan tidak melakukan maksiyat, kecuali hutang.  Sebab, Jibril as telah mengabarkan hal itu kepadaku."</i> [HR. Imam  Muslim]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Di dalam hadits lain juga dituturkan mengenai siksaan Allah swt bagi orang yang berperang supaya dianggap pemberani.   Diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ قَالَ تَفَرَّقَ النَّاسُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ لَهُ نَاتِلُ أَهْلِ الشَّامِ أَيُّهَا الشَّيْخُ حَدِّثْنَا حَدِيثًا سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          "<i>Sesungguhnya, orang yang pertama kali dihisab kelak di hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid.  Kemudian ia membawa amalnya itu di hadapan Allah swt.  Allah swt bertanya kepadanya, "Amal apa yang telah kamu perbuat di dunia?  Laki-laki itu menjawab, "Saya berperang untukMu hingga aku mati syahid."  Allah swt berfirman, "Kamu bohong.  Sesungguhnya kamu berperang agar dikatakan pemberani."  Kemudian Allah menghisabnya, dan menyeret wajahnya, hingga ia dilemparkan ke dalam neraka."</i>[HR. Imam Muslim]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Hadits ini menunjukkan, bahwa orang yang berperang dengan motif <i>sam'ah</i> (supaya disebut pemberani) tidak akan mendapatkan pahala syahid di akherat; meskipun di dunia ia diperlakukan sebagai orang yang mati syahid (tidak dimandikan dan disholatkan).   <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><b><u>Hukum Memandikan Orang Yang Mati Syahid<o:p></o:p></u></b></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Para 'ulama fikih berbeda pendapat mengenai hukum memandikan orang yang mati syahid dalam keadaan junub maupun tidak.   Mereka juga berbeda pendapat mengenai hukum memandikan wanita tidak suci yang mati syahid.  Mereka juga berbeda pendapat seputar hukum memandikan anak kecil yang mati syahid. </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><u><i>a. Hukum Memandikan Syahid Yang Tidak Junub<o:p></o:p></i></u></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Jumhur ulama berpendapat, bahwa orang yang mati syahid tidak dalam keadaan junub tidak perlu dimandikan. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Dalam kitab Badai' al-Shanai' disebutkan, "<i>Menurut mayoritas ulama, jenazah orang yang mati syahid tidak dimandikan."<b>[19]</b></i>        <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Imam Dardiriy menyatakan, bahwa orang yang mati syahid di medan perang tidak boleh dimandikan.  Artinya, ia haram dimandikan.[20]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Imam Nawawiy di dalam kitab <i>al-Majmuu'</i> berpendapat, bahwa orang yang mati syahid tidak boleh dimandikan.[21]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Adapun dalil yang diketengahkan oleh mayoritas ulama, salah satunya adalah hadits riwayat Imam Bukhari.   Di dalam Shahih Bukhari, Imam Bukhari menuturkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah saw bersabda terhadap syuhada' Uhud, "<i>Kuburkanlah beserta darah-darahnya, dan tidak usah dimandikan."</i>[HR. Bukhari]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Hanya saja, Sayyid bin Musayyab dan al-Hasan al-bashriy berpendapat, bahwa orang yang mati syahid harus dimandikan. [22]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Yang lebih kuat adalah pendapat jumhur 'ulama yang menyatakan, bahwa orang yang mati syahid –tidak dalam keadaan junub—tidak dimandikan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"><i><u>b. Hukum Memandikan Jenazah Syahid Yang Junub</u></i></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Imam Abu Hanifah, pengikuti Madzhab Ibnu Hanbal, dan sebagian pengikut Madzhab Syafi'iy bahwa orang yang mati syahid dalam keadaan junub harus dimandikan. [23] Sedangkan madzhab Malikiyyah, mayoritas madzhab Syafi'iyyah, Abu Yusuf dan Mohammad (dari madzhab Hanafiyyah) berpendapat sebaliknya; orang yang mati syahid tidak dimandikan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Dalil umum yang menunjukkan bahwa orang yang mati syahid tidak wajib dimandikan, salah satunya adalah hadits yang termaktub di dalam Mustadrak al-Hakim. Dari Yahya bin 'Abbaad bin 'Abdillah bin al-Zubair bin al-'Awwam ra dituturkan, bahwasanya Zubair bin 'Awwam berkata, "<i>Saya bertanya kepada Rasulullah saw tentang kematian Handzalah bin Abi 'Amir."  Beliau bersabda, "Sesungguhnya, shahabatmu telah dimandikan oleh malaikat."  Kemudian para shahabat bertanya kepada isterinya mengenai masalah itu.  Isterinya menjawab, "Sesungguhnya ia berangkat ke medan perang karena mendengar suara yang mengerikan.  Padahal, saat itu ia tengah junub".  Oleh karena itu, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya ia telah dimandikan oleh malaikat."</i>[HR. Imam Hakim]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Seandainya memandikan orang yang mati syahid dalam keadaan junub itu wajib, tentunya Allah swt akan menyurun Nabi saw untuk memandikannya, dan tidak menyuruh malaikat.   Walhasil, pendapat ini lebih kuat dibandingkan dan wajib diamalkan. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">c. Hukum Memandikan Wanita Yang Mati Syahid dalam Keadaan Tidak Suci<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Dalam masalah ini, madzhab Malikiyyah dan Syafi'iyyah berpendapat bahwa wanita tersebut tidak wajib dimandikan.  Hukum yang diberlakukan atas wanita semacam ini tak ubahnya dengan laki-laki yang junub, tidak ada bedanya.[24]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Sebagian 'ulama berpendapat, bahwa seorang wanita yang mati syahid dalam keadaan junub wajib dimandikan.  Mereka menyatakan, bahwa wanita yang mati syahid, jika darah haid atau darah nifasnya telah terhenti, namun ia belum mandi sebelum memperoleh mati syahid, maka dalam kondisi semacam ini ia dimandikan.  Sebab, mandi merupakan kewajiban yang harus ditunaikan sebelum ia mati, seperti diwajibkannya mandi bagi wanita yang junub.  Ini adalah pendapat madzhab Hanafiyyah dan Hanabilah[25].  <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Akan tetapi, jika <i>syahiidah (wanita yang mati syahid)</i> itu telah mendapatkan syahid, dan waktu itu adalah saat darah haidl atau darah nifasnya keluar, maka menurut madzhab Hanafiyyah tidak wajib dimandikan.  Alasannya, suci (dari haidl dan nifas) merupakan syarat dilakukannya mandi, atau karena sebab-sebab tertentu yang mewajibkan mandi<i>. </i> Oleh karena itu hukum mandi tidak bisa ditetapkan tanpa adanya syarat tersebut.[26]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini adalah tidak wajib dimandikan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">d. Hukum Memandikan Anak Kecil Yang Mati Syahid<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Mayoritas madzhab Malikiyyah, Syafi'iyyah, Hanabilah, Abu Yusuf dan Mohammad (dari kalangan madzhab Hanafiyyah), dan ulama lain berpendapat, bahwa anak kecil yang mati syahid tidak wajib dimandikan.   Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat sebaliknya, syahid dari kalangan anak kecil wajib dimandikan.[27]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">          Ibnu Qudamah mengetengahkan argumentasi mayoritas ulama dengan menyatakan, "<i>Diantara syuhada' Uhud, ada yang bernama Haritsah bin Nu'man dan 'Umair bin Abi Waqqash (saudaranya Sa'ad).  Keduanya masih kecil.  Sedangkan hadits yang menerangkan tentang tidak dimandikannya syuhada' berlaku umum, mencakup juga anak-anak."<b>[28]</b> </i> Walhasil, anak kecil yang memperoleh mati syahid juga tidak wajib dimandikan.  Pendapat ini lebih kuat. </span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"> </span></div> <div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px; text-align: right;"> <hr align="right" size="1" width="33%" /> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><br /></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[16]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> Al-Hafidz Ibnu Hajar, <i>Fath al-Baariy,</i> juz 6/43.  Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah.  </span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[17]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> Al-Hafidz Ibnu Hajar, <i>Fath al-Baariy,</i> juz 6/44<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[18]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> Imam al-Nawawiy, <i>Syarah Shahih Muslim,</i> juz 2/164<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[19]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> <i>Badaai' al-Shanai',</i> juz 1/324<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[20]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> <i>al-Syarah al-Kabiir</i>, juz 1/425<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[21]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> <i>al-Majmuu',</i> juz 5/260<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[22]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> <i>Fath al-Baariy,</i> juz 3/212.  Disebutkan pula dalam kitab al-Majmuu', karya Imam al-Nawawiy, bahwa Sa'id bin Musayyab dan Hasan al-Bahsriy berpendapat, bahwa orang yang mati syahid dimandikan. [Imam Nawawiy, <i>al-Majmuu',</i> juz 5/264]<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[23]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> <i>Tuhfat al-Fuqaha'</i>, juz 1/211, <i>al-Majmuu',</i> juz 5/263; <i>al-Syarah al-Kabiir, karya al-Dardiri dan Hasyiyah al-Dasuqiy,</i> juz 1/426; Ibnu Qudamah, <i>al-Mughniy,</i> juz 2/402<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[24]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";">Imam Nawawiy, <i>al-Majmuu',</i> juz 5/263; al-Dardiriy, <i>al-Syarah al-Kabiir</i>, juz 1/426<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[25]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";">'Ila'u al-Diin al-Samarqandiy, <i>Tuhfat al-Fuqaha',</i> juz 1/211; lihat pula Ibnu Qudamah, <i>Al-Mughniy,</i> juz 2/402; al-Maqdisiy, <i>al-Syarah al-Kabiir,</i> juz 2/333<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[26]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";">Ibnu Qudamah, <i>al-Mughniy,</i> juz 2/402; Al-Maqdisiy, <i>al-Syarah al-Kabiir,</i> juz 2/333<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Georgia","serif";">[27]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"> <i>al-'Inayah Syarh al-Hidayah</i>, juz 2/148<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: x-small;">[28]</span><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span style="font-size: x-small;"> Ibnu Qudamah, <i>al-Mughniy,</i> juz 2/403</span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;"><br /></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 18px;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12pt;">SUMBER: </span>10109472.blog.unikom.ac.id</div>

SYAHID DAN HUKUMNYA (Bagian Kedua)

[Sambungan dari bagian I] Macam-macam Syahid            Imam Nawawiy dalam kitab Syarah Shahih Muslim menyatakan, bahwa syahiid itu terbagi menjadi tiga macam.            Pertama, syahid dunia dan ak…

Baca selanjutnya »

SYAHID DAN HUKUMNYA (Bagian I)

<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq61pKvxLDHT_VBAmmzav5jWpwCDNv3Mdf9aDCXbvQadCwadLFjmjLdmRJaQu0M8Indl-nFzTtjA3wQqwscYedQsthqAILFvtygmSAl8CEELTZYxEOOG-mSaA-syEkUFk_hFTXAt455PFF/s1600/palestina1.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq61pKvxLDHT_VBAmmzav5jWpwCDNv3Mdf9aDCXbvQadCwadLFjmjLdmRJaQu0M8Indl-nFzTtjA3wQqwscYedQsthqAILFvtygmSAl8CEELTZYxEOOG-mSaA-syEkUFk_hFTXAt455PFF/s320/palestina1.JPG" width="320" /></a></div> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b><i>Definisi Syahid<o:p></o:p></i></b></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Di dalam kamus <i>Mukhtaar al-Shihaah</i>, Imam al-Raziy menyatakan, bahwa <i>al-syahiid</i>  bermakna <i>al-qatiil fi sabilillah</i> (orang yang gugur di jalan Allah).[1]  Al-Barkatiy, di dalam <i>Qawa'id al-Fiqhiyyah</i>menyatakan, "<i>al-Syahadah kadang-kadang merupakan sebutan dari al-Syahiid; yakni al-qathlu fi sabilillah</i> (gugur di jalan Allah)<i>."<b>[2]</b></i><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Imam al-Jurjaniy, di dalam kitab <i>al-Ta'rifaat</i> mendefinisikan syahid dengan; setiap Muslim yang gugur dalam keadaan terdzalimi, kematiannya tidak mewajibkan adanya kompensasi harta, bukan <i>al-murtats</i>; yakni orang yang dibawa dari kancah peperangan –setelah perang berakhir— dalam keadaan terluka parah, kemudian meninggal dunia[3]. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Definisi Syahid Menurut Empat Madzhab<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Para ulama fikih juga berbeda pendapat dalam mendefinisikan syahid serta ketentuan hukum bagi orang yang mati syahid.     <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">                       <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Madzhab Hanafiyyah<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Di dalam kitab <i>Tuhfat al-Fuqaha'</i> dinyatakan, "<i>Orang yang mati syahid itu ada dua macam.  Pertama, syahid yang dimandikan jenazahnya.  Kedua, syahid yang tidak dimandikan jenazahnya.  Adapun syahid yang jenazahnya tidak dimandikan misalnya adalah  syuhada' Uhud."<b>[4]</b></i><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Di dalam kitab <i>al-Bidaayah</i>, dan kitab Syarahnya, <i>al-'Inayah</i> disebutkan, "<i>Syahiid adalah orang yang dibunuh oleh kaum Musyrik, atau meninggal di medan perang dengan meninggalkan bekas-bekas (terbunuh), yaitu terluka di bagian luar maupun dalam, seperti keluarnya darah dari mata, dan lain sebagainya."<b>[5]</b></i><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Imam Syaukani, di dalam kitab <i>Fath al-Qadiir</i> menyatakan<i>, bahwa syahiid tidak dimandikan jenazahnya dan bajunya tidak ditanggalkan, bukan karena kemutlakannya, akan tetapi lebih umum daripada hal itu….Sedangkan al-murtats dan selainnya adalah syahiid…Orang yang dibawa dari peperangan dalam keadaan luka dan masih ada tanda-tanda kehidupan (al-murtats), jika kemudian meninggal, maka wajib  dimandikan.."</i>[6]   Oleh karena itu, Rasulullah saw memandikan Sa'ad bin Mu'adz yang akhirnya mati syahid setelah dibawa dari peperangan dalam keadaan luka.[7]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Di dalam kitab <i>al-Sair al-Kabiir</i> dinyatakan, bahwa orang yang terluka di medan jihad, kemudian meninggal setelah dibawa pergi dari peperangan, maka orang tersebut terkategori syahid di akherat.  Akan tetapi, orang tersebut diperlakukan sebagaimana orang yang meninggal biasa; yakni dimandikan dan dikafani.[8]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa definisi syahid menurut madzhab Hanafi adalah seorang Muslim yang meninggal dunia di kancah peperangan melawan kaum kafir, dan tidak <i>al-murtats.<b>[9]</b></i><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Madzhab Malikiyyah<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Menurut madzhab <i>Malikiyyah</i>, <i>syahiid</i> adalah orang yang terbunuh di dalam peperangan saja, meskipun ia terbunuh di negeri Islam sendiri karena ada serangan musuh atas kaum Muslim.  Termasuk syahid juga, jika seseorang tidak terbunuh dalam kancah peperangan, akan tetapi terbunuh karena lengah, tertidur, atau dibunuh oleh saudaranya Muslim karena disangka orang kafir, atau terjatuh dari kuda, terkena pedang atau panahnya sendiri, jatuh ke dalam sumur atau jurang, meskipun ia dalam keadaan junub atau haidl.  Namun tidak termasuk syahid, orang yang dibawa dari medan peperangan dalam keadaan hidup, kemudian ia meninggal dunia, dan perang telah berakhir.  Ketentuan ini tidak berlaku bagi <i>al-maghmuur</i> , yakni orang yang dibawa dari kancah peperangan, ketika perang telah berakhir, dan ia mendapatkan luka yang sangat parah hingga tidak  sempat makan, minum, dan berbicara hingga akhirnya meninggal dunia.  <i>Al-Maghmuur</i> dihukumi <i>syahiid</i>, seperti orang yang gugur di medan jihad.[10]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Madzhab Syafi'iyyah<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Al-Syiraaziy mendefinisikan syahid dengan, "<i>Seorang Muslim yang gugur dalam kancah jihad melawan orang-orang kafir karena sebab memerangi orang kafir sebelum berakhirnya peperangan, maka ia adalah syahid."<b>[11]</b></i><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Imam Nawawiy dalam <i>Syarah Shahih Muslim</i> menjelaskan, "<i>Syahiid yang tidak dimandikan dan disholatkan jenazahnya adalah, orang yang gugur disebabkan perang melawan kaum kafir dan dalam keadaan sedang berperang melawan orang kafir, baik terbunuh oleh kaum kafir, terkena pedang seorang Muslim karena tidak sengaja, terkena sabetan pedangnya sendiri, jatuh dari kudanya, terkena lemparan  daabbah</i> <i>(alat perang jaman dahulu) lalu gugur, atau terkena lemparan daabbah kaum Muslim sendiri, dan lain sebagainya; atau terkena lemparan anak panah yang tidak diketahui apakah dilempaskan oleh seorang Muslim maupun kafir, atau ia telah ditemukan dalam keadaan gugur ketika perang telah berakhir dan tidak diketahui sebab kematiannya; sama saja apakah ia meninggalkan bekas darah atau tidak.</i> <i>  Sama saja apakah ia gugur pada saat berperang, maupun pada saat lain (bukan pada saat sedang berperang), maka, jika ia gugur dengan sebab-sebab tersebut sebelum berakhirnya peperangan –baik ia sudah makan, minum, maupun berbicara (memberi wasiat) atau belum sempat melakukan hal itu, maka menurut kami, semuanya layak mendapatkan sebutan syahid."</i>[12]<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Inilah definisi syahid menurut madzhab Syafi'iyyah.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Madzhab Hanaabilah<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Menurut madzhab Imam Ibnu Hanbal, syahid yang mendapatkan perlakukan khusus dalam semua hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan jenazahnya setelah ia gugur sebagai seorang syuhadaa' adalah, "<i>Orang yang gugur di medan jihad melawan orang kafir, baik laki-laki maupun perempuan, sudah maupun belum baligh; baik dibunuh oleh kaum kafir, ataupun terkena senjatanya sendiri lalu terbunuh.  Ada pula yang dihukumi syahid di akherat, tapi tidak syahid di dunia.  Yaitu, orang yang dibawa dari medan peperangan dalam keadaan luka parah, atau terjatuh dari kudanya kemudian mati; atau ditemukan telah meninggal dunia namun tidak meninggalkan bekas darah; atau mati syahid dalam keadaan junub."<b>[13]</b></i><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Keutamaan Mati Syahid<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          Al-Quran dan Sunnah telah menuturkan keutamaan dan keagungan yang yang mati syahid.   Di dalam al-Quran, Allah swt berfirman;</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;">وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ(169)فَرِحِينَ بِمَا ءَاتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (170) يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.Mereka bergirang hati dengan ni`mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman."</span></i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[Ali Imron:169-170]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Di dalam Shahih Muslim dituturkan sebuah riwayat dari Masruq, bahwasanya ia berkata:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;">سَأَلْنَا عَبْدَ اللَّهِ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ قَالَ أَمَا إِنَّا قَدْ سَأَلْنَا عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ أَرْوَاحُهُمْ فِي جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ لَهَا قَنَادِيلُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَسْرَحُ مِنْ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ ثُمَّ تَأْوِي إِلَى تِلْكَ الْقَنَادِيلِ فَاطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ اطِّلَاعَةً فَقَالَ هَلْ تَشْتَهُونَ شَيْئًا قَالُوا أَيَّ شَيْءٍ نَشْتَهِي وَنَحْنُ نَسْرَحُ مِنْ الْجَنَّةِ حَيْثُ شِئْنَا فَفَعَلَ ذَلِكَ بِهِمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ لَنْ يُتْرَكُوا مِنْ أَنْ يُسْأَلُوا قَالُوا يَا رَبِّ نُرِيدُ أَنْ تَرُدَّ أَرْوَاحَنَا فِي أَجْسَادِنَا حَتَّى نُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ مَرَّةً أُخْرَى فَلَمَّا رَأَى أَنْ لَيْسَ لَهُمْ حَاجَةٌ تُرِكُوا</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          "<i>'Kami pernah bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud tentang ayat ini (Ali Imron:169),  Lalu, ia berkata, "Sungguh, saya pernah bertanya tentang ayat ini kepada Rasulullah saw.  Beliau menjawab, "Arwah-arwah mereka berada di perut-perut burung hijau, dimana mereka memiliki pelita-pelita yang tergantung di 'Arsy. Mereka bisa keluar dari surga sekehendak hati mereka, kemudian menetap kembali ke pelita-pelita itu.  Rabb mereka pun menyaksikan mereka, dan bertanya, "Apakah kamu tidak melupakan sesuatu?  Mereka menjawab, "Apa yang kami lupakan? Sedangkan kami bisa keluar dari surga sekehendak kami.   Allah swt menanyakan hal itu kepada mereka tiga kali.  Ketika mereka menyadari bahwa mereka harus memohon kepada Allah swt, mereka berkata, "Ya Rabb, kami mohon agar Engkau mengembalikan arwah-arwah kami ke jasad kami, hingga kami bisa terbunuh lagi di jalanMu sekali lagi."</i>[HR. Imam Muslim]Imam Nawawiy menyatakan, bahwa hadits ini menunjukkan bahwa Allah swt begitu mengagungkan dan memulyakan kedudukan orang-orang yang mati syahid.[14]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Imam Bukhari dan Muslim juga mengisahkan sebuah riwayat dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;">مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنْ الْكَرَامَةِ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          "<i>Tak seorangpun yang masuk ke dalam surga yang berhasrat kembali ke dunia, dan ia tidak menginginkan apapun di dunia ini selain mati syahid.  Ia begitu berharap bisa kembali ke dunia, kemudian terbunuh sebanyak 10 kali, ketika memahami keutamaannya (syahid)."</i>[HR. Shahih Bukhari]</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Imam Turmudziy di dalam <i>Sunan al-Turmudziy</i>  meriwayatkan sebuah hadits dari Miqdam bin Ma'dikariba, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;">لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          "<i>Orang yang mati syahid berhak mendapatkan enam keutamaan; dosanya terampuni berbarengan dengan darah yang tertumpah pertama kali, diperlihatkan tempat duduknya kelak di surga, dijauhkan dari adzab kubur, diselamatkan dari faz' al-akbar (ketakutan besar), merasakan manisnya iman, beristerikan bidadari, dan diberi hak memberikan syafa'at 70 orang kerabatnya."</i>[HR. Imam Turmudziy].  Menurut Abu 'Isa, hadits ini hasan shahih gharib. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Di dalam Shahih Muslim diututurkan sebuah riwayat dari 'Abdullah bin 'Amru bin al-'Ash, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;">يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">          "<i>Gugur di jalan Allah akan menutup semua dosa, kecuali  hutang."</i>[HR. Imam Muslim]  Imam Nawawiy, di dalam <i>Syarah Shahih Muslim</i> menjelaskan makna hadits ini sebagai berikut,"<i>Adapun sabda Rasulullah saw, "kecuali hutang" merupakan perumpamaan untuk semua hak anak Adam.  Jihad dan syahadah (syahid), dan amal kebaikan yang lain tidak mampu menutupi (menebus) hak-hak anak Adam.  Yang bisa ditutup atau ditebus hanyalah hak Allah swt."<b>[15]</b></i></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Georgia;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>          Inilah sebagian nash yang menjelaskan keutamaan dan keagungan mati syahid.  Masih banyak nash-nash lain yang menuturkan keluhuran mati syahid.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><br /> <hr align="right" size="1" width="33%" /> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /> [1]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Imam al-Raziy, <i>Mukhtaar al-Shihaah,</i> hal. 349<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[2]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> al-Barkatiy, <i>Qawa'id al-Fiqhiyyah,</i> juz 1/342<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[3]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Imam al-Jurjaniy, <i>al-Ta'riifaat,</i> juz 1/170<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[4]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <i>Tuhfat al-Fuqaha'</i>, juz 1/210<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[5]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <i>al-'Inayah Syarh al-Hidaayah</i>, juz 2/142<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[6]</span><i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Fath al-Qadiir</span></i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, juz 2/146<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[7]</span><i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tuhfat al-Fuqaha,</span></i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> juz 1/211  <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[8]</span><i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">al-Sair al-Kabiir,</span></i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">juz 1/232.  Di dalam kitab <i>Badai' al-Shanai'</i> disebutkan tujuh syarat syahid dalam hukum dunia, (1) orang tersebut terbunuh, (2) ia adalah pihak yang didzalimi, (3) tidak ada kompensasi harta atas jiwanya….sehingga, jika ia terbunuh karena tidak sengaja, ataau mirip sengara…ia tidak memperoleh syahid, (4) ia bukan al-murtats, (5) muslim, (6) mukallaf.  Point keenam ini merupakan syarat yang ditetapkan oleh Imam Abu Hanifah.  Sedangkan Abu Yusuf dan Mohammad, mukallaf bukan syarat syahid. (7) suci dari janabat.  Syarat ketujuh ini ditetapkan oleh Abu Hanifah, sedangkan menurut Abu Yusuf dan Mohammad, ini bukan syarat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[9]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Dr. Mohammad Khair haekal, <i>al-Jihad wa al-Qitaal,</i> juz 2/1200<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[10]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Al-Dardiriy, <i>al-Syarah al-Kabiir,</i> juz 1/425-426<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[11]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> al-Syiraaziy, <i>al-Muhadzdzab</i>, juz 1/135<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[12]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Imam al-Nawawiy, <i>al-Majmuu',</i> juz 5/261<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[13]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Ibnu Qudamah, <i>al-Mughniy,</i> juz 2/301-305<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[14]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Imam Nawawiy, <i>Syarah Shahih Muslim,</i> juz 8/93<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[15]</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Imam Nawawiy, <i>Syarah Shahih Muslim,</i> juz 8/88<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">SUMBER: </span>10109472.blog.unikom.ac.id</div> <br /> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div>

SYAHID DAN HUKUMNYA (Bagian I)

Definisi Syahid           Di dalam kamus Mukhtaar al-Shihaah, Imam al-Raziy menyatakan, bahwa al-syahiid  bermakna al-qatiil fi sabilillah (orang yang gugur di jalan Allah).[1]  Al-Barkatiy, di dalam…

Baca selanjutnya »

Nabi Khidir as. Menghadiri Pemakaman Rasulullah S.A.W.

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf0EUcoEt_1bPISiwmkJqlu-Kfsy83vy1YlZbQAwi-rtzLJtr0R6bDCw548nxI_YnFfwNRqGrF6BlA-V4R04G_1ddkezqzxhz298Hmk8VCEEykN1hJPo1pJtFVnTVyuVbLjXUnSsBuVc4/s1600/makam+rasulullah+saw.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="275" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf0EUcoEt_1bPISiwmkJqlu-Kfsy83vy1YlZbQAwi-rtzLJtr0R6bDCw548nxI_YnFfwNRqGrF6BlA-V4R04G_1ddkezqzxhz298Hmk8VCEEykN1hJPo1pJtFVnTVyuVbLjXUnSsBuVc4/s400/makam+rasulullah+saw.JPG" width="400" /></a></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Diriwayatkan, setelah Rasulullah S.A.W. baru saja wafat, bahwa Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw.h. telah membaringkan jenazah Rasullullah S.A.W. untuk dimandikan tiba-tiba ada suara dari sudut rumah yang mengatakan dengan keras sekali, “Muhammad jangan engkau mandikan karena dia sudah suci dan disucikan” maka timbullah keragu-raguan pada diri Ali terhadap suara itu. </span><br /> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kata Ali, “Siapa Engkau sebenarnya, karena sesungguhnya Nabi Muhammad S.A.W. telah memerintahkan untuk memandikan.”</span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tiba-tiba ada suara lain yang mengatakan, “Wahai Ali, mandikanlah dia,karena sesungguhnya suara yang pertama tadi adalah suara Iblis terkutuk, sebab dengki terhadap Muhammad Saw maka dia bermaksud agar beliau dimasukkan ke dalam kubur tanpa dimandikan”.</span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kata Ali, “Semoga Allah membalas kebaikan kepadamu, sebab Engkau telah memberitahukan bahwa tadi itu suara iblis terkutuk, maka siapakah Engkau?” <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Suara itu menjawab, “Saya adalah Nabi Khidir, menghadiri  (prosesi pemakaman) jenazah Nabi Muhammad Saw.”</span></div> <br /> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selanjutnya Ali ra, memandikan Jasad Nabi Muhammad S.A.W., Fadhal bin Abbas dan Usamah bin Zahid ra yang menuangkan air dan malaikat Jibril telah datang dengan membawa obat penahan kehancuran jasad dari surga. Kemudian mereka mengkafani beliau serta menguburnya di kamar Siti Aisyah ra, di tengah malam Rabu, sedang Siti Aisyah ra berdiri di atas kubur Nabi Muhammad S.A.W. sambil berkata, “Hai orang yang belum pernah mengenakan pakaian dari sutra, dan belum pernah tidur di atas ranjang yang empuk, hai orang yang keluar dari dunia sedang perutnya belum pernah kenyang meskipun dengan roti,dengan gandum kasar; hai orang yang memilih tidur di atas tikar daripada balai/ranjang; hai orang yang tidak tidur sepanjang malam karena takut siksa neraka Sa’ir” .</span><br /> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala alihi washohbihi wa sallim...</span><br /> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sumber: Duratun Nasihin, Pengajian ke 16<o:p></o:p></span></div>

Nabi Khidir as. Menghadiri Pemakaman Rasulullah S.A.W.

Diriwayatkan, setelah Rasulullah S.A.W. baru saja wafat, bahwa Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw.h. telah membaringkan jenazah Rasullullah S.A.W. untuk dimandikan tiba-tiba ada suara dari sudut rumah y…

Baca selanjutnya »

Syaikh AlZahrawi,Dokter Muslim Penemu Ilmu Bedah Modern & Gips

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5D5SRbKuPyIXuJdVyFaGjgOBK8MBSlzr905DGFOMYUDQqp6MEvvqkkPSNic_w_WvMpuRMmmeaopY5974Pe-qm_FeAz-KKlFGWEptM0kPfJFD1cjhMMcUR0bumjJQxjxbC3suPVkh3vhTQ/s1600/zahrawi.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5D5SRbKuPyIXuJdVyFaGjgOBK8MBSlzr905DGFOMYUDQqp6MEvvqkkPSNic_w_WvMpuRMmmeaopY5974Pe-qm_FeAz-KKlFGWEptM0kPfJFD1cjhMMcUR0bumjJQxjxbC3suPVkh3vhTQ/s320/zahrawi.JPG" width="320" /></a></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><b>Banyak orang tidak mengetahui bahwa penemu berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang dasar-dasarnya dipergunakan sampai saat ini adalah para cendekiawan muslim. Eksistensi para cendekiawan muslim di ranah ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan jauh sebelum bangsa Eropa memasuki masa renaissance atau zaman pencerahan yang dianggap sebagai tonggak perkembangan ilmu pengetahuan di Barat.</b></i><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Salah satu cendekiawan besar yang hingga saat ini masih dicatat dalam sejarah, terutama dalam bidang kedokteran, adalah Al- Zahrawi atau yang dikenal oleh Barat dengan sebutan Abul Casis, seorang dokter ahli bedah penemu ilmu bedah modern yang dasar-dasar keilmuannya sampai detik ini masih dipergunakan di seluruh dunia.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Al-Zahrawi adalah seorang dokter pakar ilmu bedah yang termasyhur hingga abad 21. Nama lengkapnya Abu Al-Qasim Khalaf ibn Al-Abbas Al-Zahrawi. Ilmuwan penemu ilmu bedah modern ini lahir pada tahun 936 M di Kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 kilometer dari Cordoba, Andalusia, atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Spanyol. <i>Menurut beberapa sumber ia pun salah seorang pengikut tarekat sufi (red.)</i><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ia merupakan keturunan Arab Anshar dari kota Madinah Al-Munawarah yang saat perkembangan Islam ke benua Eropa ikut berhijrah ke Spanyol dan menetap disana. Di Kota Cordoba ini Ia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta seumur hidupnya mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga Ia wafat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mengikuti jejak cendekiawan muslim pendahulunya Ibnu Sina atau Abu ‘Ali al-Husayn bin ‘Abdullah bin Sina (Avicenna) sang penemu ilmu kedokteran dan pengobatan modern yang dasar-dasar ilmunya menjadi dasar ilmu kedokteran dan pengobatan masa kini,  maka selama separuh abad Al-Zahrawi mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran, khususnya ilmu bedah modern.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUl6kZJcvEE9euYKKJQlUE_YdkVk_0rmADhWDokhfxXZfUFxcjAVIILBbDQWeltn-Bl_Wswpl5zrvuzV1zYWWw4Ma9QUK7faaHOY_4TUjoGhqmplYbiAXlh26rzXRo0ner6FHa5HmsXHet/s1600/zahrawi2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUl6kZJcvEE9euYKKJQlUE_YdkVk_0rmADhWDokhfxXZfUFxcjAVIILBbDQWeltn-Bl_Wswpl5zrvuzV1zYWWw4Ma9QUK7faaHOY_4TUjoGhqmplYbiAXlh26rzXRo0ner6FHa5HmsXHet/s320/zahrawi2.JPG" width="320" /></a></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b><i>- forceps<o:p></o:p></i></b></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam Kitab Al-Tasrif yang ditulisnya, ia memperkenalkan lebih dari 200 macam alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di antara alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah Catgut. Alat ini digunakan Al-Zahrawi untuk menjahit bagian dalam tubuh yang hingga kini masih digunakan di seluruh dunia dalam ilmu bedah modern.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selain itu, Al-Zahrawi juga menemukan Forceps, yakni alat yang sampai detik ini masih digunakan oleh rumah sakit di seluruh dunia untuk mengangkat janin yang meninggal di dalam kandungan ibunya. Alat itu juga digambarkan dalam Kitab Al-Tasrif.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam kitab itu, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan Ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahaan arteri, yang sampai detik ini pun masih dipergunakan di seluruh dunia.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan Gypsum (Gips) bagi penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang tergeser bisa kembali ke tempatnya semula. Metode penemuan Al-Zahrawi ini pun sampai detik ini masih dipergunakan di seluruh dunia.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTHOzm2J552tcz9bhSf4nBVLRtslH_cr-tNGbranO4t6Og-jhon05lrM8OYgoWKrnUyW60k_M-W5rTluS48lh-cK9IyJQgq0db80oUO6GciK0zJgNhIJPfudSbEF-8duEi0Q1uAp7UPVZx/s1600/zahrawi3.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTHOzm2J552tcz9bhSf4nBVLRtslH_cr-tNGbranO4t6Og-jhon05lrM8OYgoWKrnUyW60k_M-W5rTluS48lh-cK9IyJQgq0db80oUO6GciK0zJgNhIJPfudSbEF-8duEi0Q1uAp7UPVZx/s320/zahrawi3.JPG" width="320" /></a></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b><i>- scalpel</i></b><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berbagai macam peralatan penting untuk pembedahan yang ditemukan Al-Zahrawi, antara lain, pisau bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula, yang kesemuanya itu sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh dokter-dokter bedah dan paramedis di seluruh dunia.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tak cuma itu saja, Al-Zahrawi juga menemukan peralatan bedah yang sangat rumit yang digunakan untuk memeriksa bagian dalam uretra (saluran kencing), alat untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan, serta alat pemeriksa telinga. Kontribusi Al- Zahrawi bagi dunia kedokteran, khususnya bedah, hingga kini masih tetap bermanfaat bagi umat manusia, bahkan menjadi dasar bagi pengembangan ilmu bedah modern masa kini ke metode yang lebih maju pada masa mendatang.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sumber: ivanblog.wordpress.com @jurnalhajiumroh.com</span></div> <br /> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <a class="g-profile" href="http://plus.google.com/116180093890183039967" target="_blank">+Dokumen Facebook Pemuda TQN Suryalaya</a> </span></div>

• 
• 
• 

1. 1
2. 2
3. 3

• Previous
• Next

Syaikh AlZahrawi,Dokter Muslim Penemu Ilmu Bedah Modern & Gips

Banyak orang tidak mengetahui bahwa penemu berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang dasar-dasarnya dipergunakan sampai saat ini adalah para cendekiawan muslim. Eksistensi para cendekiawan …

Baca selanjutnya »

Misteri Tulang Sulbi yang Merekam Semua Perbuatan Manusia

<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNLhej8Ls0aMbfdc9-ggLcz5R9e49hTuxZ3RWDXKxvac7-1USgIyiJYhtsuv3IU-nKe1x99zDbUAiBEzij8c-68Hr0T4oBCDKL2ckWSvz443getsxfoOmU9QRYm5WczN93oFu70kvSEmzH/s1600/sulbi.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: justify;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNLhej8Ls0aMbfdc9-ggLcz5R9e49hTuxZ3RWDXKxvac7-1USgIyiJYhtsuv3IU-nKe1x99zDbUAiBEzij8c-68Hr0T4oBCDKL2ckWSvz443getsxfoOmU9QRYm5WczN93oFu70kvSEmzH/s320/sulbi.JPG" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div class="MsoNormal"> <span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: x-small;">[Asal mula kehidupan bermula dari tulang ekor,<br /> dan darinya manusia kelak akan dibangkitkan]</span></span><o:p></o:p></div> </td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tulang sulbi atau dengan bahasa Inggrisnya adalah Coccyx ini adalah bagian tulang dari tubuh manusia. Terletak pada bagian terbawah dari tulang belakang. Tulang sulbi ini adalah tulang yang pertama kali ketika manusia diciptakan oleh Allah. Dari tulang inilah nantinya manusia dibangunkan pada hari akhir. Hebatnya lagi tulang sulbi ini tak akan hancur dimakan tanah.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tulang sulbi sering disebutkan dalam hadits yaitu, dari Abu Huairah Nabi bersabda, “Sesungguhnya bagian tubuh manusia akan rusak, kecuali “tulang sulbi”, dari tulang ini pertama kali manusia diciptakan, dan dari tulang ini manusia dibangunkan dari kematian di hari akhir” (HR. Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah)<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dan ada satu lagi hadits tentang tulang sulbi ini:<br /><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dari Abu Huairah Nabi bersabda, “Ada satu tulang yang tidak akan dimakan tanah. Mereka bertanya,”tulang apa ya Rasul?” Nabi menjawab” Tulang Sulbi”. (HR. Bukhari, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah).</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagian besar manusia menganggap tulang ekor (Sulbi) yang terletak di bagian bawah ruas tulang belakang sebagai organ sisa yang tidak memiliki fungsi berarti. Anggapan ini juga dikuatkan oleh seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman, R Wiedersheim. Pada tahun 1895, ia membuat daftar 100 struktur anatomi tubuh yang dianggap tidak memiliki fungsi tersebut.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Salah satunya adalah tulang ekor. Namun, seiring kemajuan tekhnologi, fungsi organ tersebut kian terkuak. Tulang ekor menyangga tulang-tulang di sekitar panggul dan merupakan titik pertemuan dari beberapa otot kecil. Tanpa tulang ini, manusia tidak akan bisa duduk nyaman.<o:p></o:p></span></div> <table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkuFg9-N90r83LLiix5mZdVe7fAr9kZ9jlws7Mq9xq83o92rZ7IyCyV_6VPY-wcWBSdBwUlg5_voFN1QrpWk7rikIvyd9mE-xriCUPfTL40nETOrlsXoxXclGi0_acjV7_93kwuLFMxKUJ/s1600/spemann.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkuFg9-N90r83LLiix5mZdVe7fAr9kZ9jlws7Mq9xq83o92rZ7IyCyV_6VPY-wcWBSdBwUlg5_voFN1QrpWk7rikIvyd9mE-xriCUPfTL40nETOrlsXoxXclGi0_acjV7_93kwuLFMxKUJ/s320/spemann.JPG" width="232" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="line-height: 18px; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: x-small;">[foto: Prof.Dr.Han Spemann, ilmuwan <br />Jerman  yang berhasil  mendapatkan<br /> hadiah  nobel bidang Kedokteran  pada<br /> tahun 1935, foto: </span></span><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;">nobel-prize-winners.com]</span></span></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sisi ajaib tulang ekor ini pun telah ditemukan. Adalah Han Spemann, ilmuwan Jerman yang berhasil mendapatkan hadiah nobel bidang Kedokteran pada tahun 1935. Dalam penelitiannya ia dapat membuktikan bahwa asal mula kehidupan adalah tulang ekor. Darinyalah makhluk hidup bermula.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam penelitiannya, ia memotong tulang ekor dari sejumlah hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio-embrio lain. Hasilnya, tulang ekor ini tumbuh sebagai janin kedua di dalam janin tuan rumah.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk itulah Han menyebutnya dengan “The Primary Organizer” atau pengorganisir pertama.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pada saat sperma membuahi ovum (sel telur), maka pembentukan janin dimulai. Ketikaovum telah terbuahi (zigot), ia terbelah menjadi dua sel dan terus berkembang biak. Sehingga terbentuklah embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan. Pertama, External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts, berfungsi menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus. Sedangkan lapisan kedua, Internal Hypoblast yang telah ada sejak pembentukan janin pertama kalinya. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang disebut primitive node (gumpalan sederhana).</span><span style="color: #b29d85; font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dari sinilah beberapa unsure dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm, dan endodermterbentuk. Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat. Mesoderm, membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung kemih), jaringansubcutaneous, sistem limpa, limpa dan kulit luar. Sedangkan, Endoderm, membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-orang yang berhubungan dengan sistem digestive (seperti hati dan pancreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran pendengaran. Gumpalan sederhana inilah yang mereka sebut sebagai tulang ekor.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pada penelitian lain, Han mencoba menghancurkan tulang ekor tersebut. Ia menumbuknya dan merebusnya dengan suhu panas yang tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Setelah menjadi serpihan halus, ia mencoba mengimplantasikan tulang itu pada janin lain yang masih dalam tahap permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body (organ tamu). Meskipun telah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian rupa, tulang ini tidak ‘hancur’.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dr. Othman al Djilani dan Dr. Othman al Djilan juga melakukan penelitian serupa. Pada bulan Ramadhan 1423 H, mereka berdua memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selam sepuluh menit. Tulang pun berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, keduanya membawa tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah diteliti oleh Dr. al Olaki, profesor bidang histology dan pathologi di Sana’a University, ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Quote:<o:p></o:p></span></div> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border: 1pt solid rgb(57, 54, 54); text-align: justify; width: 100%px;"> <tbody> <tr> <td style="border-top: solid #393636 1.0pt; border: none; mso-border-top-alt: solid #393636 .75pt; padding: 5.55pt 13.85pt 5.55pt 13.85pt;" valign="bottom"> <div class="MsoNormal"> <i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lebih dari itu, –dan ini yang terpenting-, ‘ajbu dz-dzanab, atau tulang ekor –sari rikadatu atau relix dalam bahasa Hindu-Budha-, berdasarkan penelitian mutakhir, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik Jakarta ketika mengisi acara buka puasa bersama di al Azhar-Solo Baru dengan tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The Spirit of Life”, tulang ekor ini merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik-buruk mereka. Dan perbuatan mereka ini akan berpengaruh pada kondisi tulang ekornya. Putih bersih atau hitam kotor. Semakin banyak energy positif atau kebaikan seseorang maka semakin bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energy negative atau keburukan seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya. Dalam tradisi hindu-budha, mayat orang yang mati dari mereka akan dibakar, dan di antara yang dicari setelah mayit menjadi abu adalah tulang ekornya. Mereka ingin melihat apa warna tulang ekornya; putih atau hitam. Pak Jamil pun menjelaskan bahwa sekira tahun 2004 ada pameran tulang ekornya Shidarta Gawtama. Tulang ekornya Shidarta Gawtama putih bening bersih, ini karena energy positif yang dilakukan oleh Shidarta Gawtama banyak. Dari sinilah, balasan pada hari kiamat kelak tidak akan pernah tertukar. Dari tulang ekor inilah, manusia akan kembali dicipta, dan mereka akan diberi balasan sesuai dengan kadar amal-amal mereka. Ajaibnya, ini semua sudah disabdakan oleh Nabi berpuluh abad yang lalu.</span></i><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> </td> </tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ilmuwan muslim pada paruh kedua abad ke-20 telah mendasarkan pemahaman mereka mengenai kemukjizatan hadis tentang tulang ekor ini pada kaidah pengetahuan yang paling dasar, yaitu “Tulang ekor merupakan bagian pertama yang tumbuh dari janin, biasa disebut dengan primitive streak, yaitu bagian utama yang terbentuk pada minggu ketiga”. </span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hal ini membuktikan kebenaran sabda Rasulullah Saw, “Dari tulang ekorlah kalian akan dibangkitkan.”</span></div> <br /> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[Sumber: iwanblog.wordpress.com]</span></div>

• 
• 

1. 1
2. 2

• Previous
• Next

Misteri Tulang Sulbi yang Merekam Semua Perbuatan Manusia

[Asal mula kehidupan bermula dari tulang ekor, dan darinya manusia kelak akan dibangkitkan] Tulang sulbi atau dengan bahasa Inggrisnya adalah Coccyx ini adalah bagian tulang dari tubuh manusia. Terle…

Baca selanjutnya »