Menu

TQN PP.Suryalaya

 

(Khidmat Manakib di PP.Suryalaya,Januari 2007.
Oleh Ajengan KH.Zezen Zainal Abidin)
-Syahadat adalah rukun Islam pertama-

Rukun Islam yang lima merupakan wahyu dari Allah Swt. karena disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui Malaikat Jibril As. Hanya saja hal tersebut tidak dimasukkan menjadi ayat al-Qur'an dan bukan pula hadits Qudsi. Hal ini bisa kita baca dalam sebuah hadits dimana Malaikat Jibril berwujud sebagai seorang manusia datang kepada Nabi Muhammad dan para Sahabatnya diantaranya ada Sayyidina Umar Ra. Kemudian dia bertanya kepada Nabi tentang Islam, Iman, Ihsan dan kapan hari Kiamat tiba serta tanda-tandanya. Seperti kita ketahui Malaikat Jibril menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad Saw. dengan berbagai cara misalnya suara gemerincing lonceng dan sebagainya.
Rukun Islam yang pertama adalah membaca dua kalimat syahadat. Rukun Islam inilah merupakan pondasi. Ibarat sebuah bangunan, jika pondasinya tidak kuat maka bangunan tersebut akan roboh dan hancur. Kita patut bersyukur karena di Indonesia khususnya masih banyak yang melaksanakan shalat, puasa, zakat dan haji. Tapi kenapa keadaan Umat Islam di Indonesia ataupun di dunia seperti sekarang ini. Hal ini dikarenakan pondasinya lemah yaitu syahadatnya. 
Banyak orang yang ingin mendapatkan gelar Haji Mabrur tapi belum pernah kita mendengar ingin mendapatkan syahadat yang mabrur. Padahal syahadat merupakan pondasi yang harus ditancapkan dan ditanamkan dengan kuat oleh karena itu syahadat menjadi nomor satu sebelum shalat, puasa, zakat dan haji. 
Disinilah posisi guru Mursyid kita Pangersa Abah. Beliau terus memperbaiki dasar syahadat atau pondasi keislaman kita. Pendeknya kita harus mempunyai seorang guru pembimbing. Sebagai contoh Nabi Musa As. yang harus bertemu dengan Nabi Khidlir As. Meskipun pada akhirnya Nabi Musa tidak dapat bersabat atas prilaku Nabi Khidlir yang aneh. Atau Imam Ghazali yang harus berguru kepada seorang tukang sol sepatu meskipun pada saat itu beliau adalah orang nomor satu dalam keilmuannya. Menurut Pangersa Abah, tukang sol sepatu itu merupakan simbol bahwa dia bertugas untuk memperbaiki dasar aqidah manusia. Pendidikan yang telah diberikan oleh Guru kita adalah Dzikir Jahar dan Dzikir Khofi, khataman, Maqiban dan sebagainya. Semua ini beliau lakukan untuk memperkokoh pondasi keislaman kita dengan syahadat yang kokoh, supaya shalatnya khusyu, puasa dan zakatnya diterima dan hajinya mabrur.
Selanjutnya makna Idul Adha atau Idul Qurban adalah menyembelih sifat kebinatangan yang ada dalam diri kita. Binatang seperti kuda diberikan kendali supaya tidak liar, bisa melakukan tugasnya. Jika sifat kebinatangan yang ada dalam diri kita tidak dapat dikendalikan, maka kita akan liar, tidak dapat melaksanakan tugas kita sebagaimana mestinya sebagai Hamba Allah, sebagai Khalifatu fil Ardh. Dengan Shalat, dengan puasa, zakat, idul Adha, idul Fitri dan yang lainnya. Kendali Yang utama, alhamdulillah kita sudah mendapatkannya yaitu Dzikir Jahar dan dzikir Khofi yang telah diajarkan oleh Guru Mursyid, Pangersa Abah Anom. Amin Ya Robbal 'Alamin.

- Sumber: www.suryalaya.org

Posting Komentar

 
Top